Sinopsis Unsung Cinderella: Midori, The Hospital Pharmacist Episode 5 Part 1 – Untuk yang ingin baca keseluruhan episode daftar lengkap sanggup cek di goresan pena yang ini. Sementara itu untuk Episode sebelumnya baca di sini.
Episide kali ini masih melanjutkan episode sebelumnya perihal keluarga Tatsukawa Taichi.Aoi diberitahu jikalau keadaan pak TatsukawaTaichi yaitukakeknya Juri memburuk. Aoi pergi ke kamar Juri untuk menghibur gadis itu.
Setelahnya Juri dan Ayahnya menengok kakeknya di Icu. Keduanya cuma sanggup menyaksikan dari luar. Pak Taichi dipasangi selang untuk membantunya bernafas.
Pak Tatsukawa minta maaf pada putrinya. Tampaknya kakeknya akan dipindahkan ke bangsal normal.Ayahnya minta juri untuk mempertimbangkan tubuhnya sendiri dan berhenti mendatangi kakeknya di saat ini.
Juri : Kamu menanggungnya sendiri dan menyembunyikan penyakitnya darinya. Kenapa kau pastikan semuanya?
Shuzo : Sudah kubilang nenekku banyak menderita alasannya yakni obat anti kanker. Aku sungguh murung di saat itu. Jika saya menjadi dia. Itu juga akan menjadi pukulan besar bagiku.
Juri : Hanya kau yang mencemaskan itu! Itu alasannya yakni kau takut terapi anti kanker.Pak tatsukawa suzho tak sanggup berkata apa apa. Juri pergi begitu saja.
Di koridor Aoi berjumpa seno yang menatapnya dengan aneh.
Aoi : Ada apa? Tanyanya sambil senyum.
Seno : Jangan menangis lagi kali ini.
Aoi : Aku belajar untuk tidak menangis. Kayaknya Aoi pura pura tersenyum di depan Seno.
Pak Tatsukawa shuzo lagi bermain bisbol sendirian tetiba Aoi mengejutkannya. Mereka ngobrol sambil bermain bola.
Aoi : Kamu mengagumkan.
Shuzo : Aoi sedang apa kau di sini?
Aoi : Kamu dirawat di rumah sakit alasannya yakni cedera otot. Itu alasannya yakni kau terlalu keras bermain di sentra bisbol bukan?
Shuzo : Apa itu alasanmu di sini?
Aoi : Apa kau bermain bisbol saa masih muda ?
Shuzo : Aku bermain bisbol hingga SMA. Ayahku senantiasa bermain bisbol. Aku kemari berulang kali dengan ayahku.
Pak Tatsukawa membayangkan di saat ia masih anak anak ia bermain bisbol di sana dengan ayahnya. Kenangan itu membuatnya.sedih.
Aoi membuyarkan lamunannya : Kamu baik baik saja?
Shuzo : saya akan mempertimbangkan keadaan ayahku. Aku tidak akan membiarkan Juri terlalu khawatir.
Aoi Apa kau baik baik saja?
Shuzo : Maksudmu aku?
Aoi : Pak tatsukawa. Aoi nanyanya sambil bungkuk bungkuk gitu.
Aoi : Kamu pernah dengar pasien generas kedua ?
Shuzo : Tidak.
Aoi : keluarga atau sobat akrab pasien itu yang mederita penyakit parah. Mungkin lebih menderita ketimbang pasien. Sangat menderita menyaksikan keluarganya disiksa dengan penyakit. Jangan merahasiakannya. lebih baik bicara dengan seseorang. Di bawah rasa bersalah itu. Jika Juri terus berada di segi pak taichi kurasa ia tidak sanggup mengorganisir dirinya sendiri.
Shuzo : Maksudmu Juri yakni pasien generasi kedua?
Aoi :Ya. Kamu juga pasien generasi kedua.
Shuzo : Apa yang mesti kulakukan?
Aoi : Pertama kau mesti mencari seseorang untuk membahas rencana. Contohnya kau sanggup mendekati apoteker yang tidak kau kenal. Pak Tatsukawa mengerti.
Aoi ke kamar Juri. Aoi menyaksikan Juri terlihat ceria dengan memakai baju Koharu. Juri bilang akan mendatangi kakeknya. Tampaknya kakeknya dipindahkan ke bangsal normal. Tetiba ayah Juri masuk. Aoi bilang padanya ayahnya ingin menyampaikan sesuatu.
Shuzo : Aku bertujuan memberi tahu kakek perihal kondisinya.
Juri. : Apa ?
Shuzo : Setelah menerangkan kepadanya kuharap ia juga akan memperoleh pengobatan anti kanker.
Juri : Ayah
Shuzo : Namun itu mungkin akan menghasilkan kita semua sedih. Kamu akan kesusahan ke depannya. Kamu sanggup menerimanya? Juri menganggguk.
Ketiganya pun menemui dokter Hatara yang menerangkan penyakit kakek.
Dokter : Pertama ini gastroskopi. Permukaan tidak rata yakni kanker. Mari kita lihat hasil pindai CT. Area hitam juga kanker.Kesimpulannya kau menderita kanker lambung stadium akhir. Maafkan akau alasannya yakni merahasiakan keadaan kesehatanmu darimu.
Shuzo : Aku memerintahkan dokter menjalankan itu.
Juri : Maafkan saya kakek.aku juga berbohong. Aku sungguh minta maaf.
Kakek : Begitu rupanya. Sudah kuduga, Dokter berapa usang lagi saya sanggup hidup?
Dokter :Dilihat dari metastasisnya tidak mungkin mencampakkan semua sel kankernya dengan operasi. Jika kau tidak dirawat kau cuma sanggup hidup selama tiga bulan lagi. Namun jikalau kau mulai menjalani pengobatan anti kanker kini dan mulai mengonsumsi pil S-1 dan suntikan cisplatin kemungkinan tumornya akan mengecil.
Kakek : Dokter. Kurasa saya dilarang perawatan.
Shuzo : Apa maksud ayah?
Kakek : Itu niscaya sungguh mahal. Tapi…Aku cuma ingin terus mengolah makanan di kedai makanan dan makan bareng dengan keluargaku. Waktuku tinggal 3 bulan lagi dan saya senang.
Juri menangis mendengar cita-cita kakeknya yang sederhana itu.
Juri : Aku tahu kakek akan bilang begitu. Namun alasannya yakni kakek sudah pastikan saya akan mendukung keputusan kakek. Tapi waktu kakek cuma 3 bulan lagi. Aku tak mau menyaksikan kakek meninggal. Juri bicara sambil menangis.
Aoi ikut ikutan ngomong : Pak Taichi ada masa istirahat untuk pengobatan anti kanker. Bahkan jikalau kau menjalani perawatan. Kamu sanggup pulang dan beristirahat. Kamu juga sanggup melakukan pekerjaan sambil merawat tubuhmu. Apapun keputusanmu orang yang hidup bersamamu dan mendukungmu yakni putramu dan juri. Tolong bahas bareng keluargamu perihal masa depan.
Kakek : Kamu benar. Aku akan berdiskusi dengan keluargaku. Juri kembali menangis terisak.
Juri mendorong dingklik roda kakeknya. Mereka bersiap untuk pulang.
Kakek : Kuharapa ayah sanggup makan nasi goreng sebanyak mungkin.
Shuzo : Berhenti bicara omong kosong.
Pak Taichi pastikan menjalani pengobatan anti kanker.
Ini Tatsukawa Taichi yang dirawat di Rumah sakit alasannya yakni kanker lambung stadium akhir. Inilah para pendukungnya. Tatsukawa Shuzo dan Tatsukawa Juri. Semua orang menjalani hidup yang memiliki arti di luar rumah sakit dan mereka punya masa depan untuk terus hidup. Orang yang mau melindungi mereka yakni para apoteker.
