Sinopsis Unsung Cinderella: Midori, The Hospital Pharmacist Episode 2 Part 3 – Untuk lihat daftar selengkapnya Kalian pribadi sanggup melihatnya di goresan pena yang ini. Tidak lupa untuk cek juga Episode sebelumnya baca di sini. Yuk dilihat kepingan modern ini.
Di ruang Produksi steril
Aoi sudah kembali.
Aoi : Maaf sudah menyibukkan kalian.
Hakura : Bagaimana kondisi Pak Omiya ?
Aoi : Dia baik baik saja kondisinya stabil.
Tetiba Nanao menyahut.
Nanao : Kamu sanggup mendapat problem lantaran keluar tanpa izin. Seno yang menyepakati ini juga mesti bertanggung jawab.
Aoi : Jika saya sanggup dua stempel dari kedua wakil kepala …
Nanao : Aku tidak membolehkan itu.
Seno kemudian menampilkan surat izin dari dokter Toyonaka di unit darurat.
“Surat izin Toyonaka Rui dari Departemen Gawat Darurat “
Aihara : Apa seluruhnya baik baik saja dengan surat izin?
Hakura : Ya dokter punya kekuasaan mutlak. Jika beliau mengikuti arahan dokter Toyonaka maka itu bukan masalah.
Nanao pada Seno : Kamu melindunginya.
Seno : Kamu memperlakukannya seolah beliau duri dalam dagingmu
Nanao : Aku menimbang-nimbang Departemen Farmasi. Kamu senantiasa melaksanakan hal hal menyerupai ini. Suatu hari nanti seluruh departemen akan hancur. Lalu Nanao pergi
Seno : Itu yang beliau katakan.
Kariya memantau mereka sambil bekerja.
Malam hari selepas pulang kerja. Bu handa,Aoi, Aihara,dan Kariya makan malam di kedai makanan cina milik pasien Tatsukawa.Aoi akan mentraktir Bu Handa kemudian Bu Handa mentraktir Aihara. Kelihatan banget kalau Bu Handa sayang sama Aihara lantaran orang yang menenteng Aihara melakukan pekerjaan di RS yaitu Bu Handa.
Mereka tak mengerti mengapa Aoi menenteng mereka ke sana. Lalu keluarlah Pak Tatsukawa dan mereka jadi mengerti.Aoi memperkenalkan mereka selaku koleganya di departemen farmasi RS. Namun Pak Tatsukawa karakternya sepenuhnya berubah . Bu Handa mengerti Selain makanannya enak harganya juga murah.
Aihara : Ini memang hari yang melelahkan.
Aoi : Untung Pak Omiya aman
Kariya : Kamu sungguh melaksanakan itu untuk pasien! Aio menoleh memandang Kariya. Aoi cuma memandu Pak Omiya untuk minum obat sekali. Biaya layanan medis cuma 325 poin. Itu artinya kau cuma mendapat 3250 dolar perhari. Rumah sakit tidak menciptakan keuntungan. Tentu saja alu tidak melakukannya demi uang. Sebagai praktisi medis kita melakukan pekerjaan untuk pasien. Namun di saat tidak ada laba rumah sakit akan meminimalisir pagawai departemen. Pasien akan berpikir tidak perlu konsultasi dengan apoteker yang melakukan pekerjaan di RS. Jika tidak ada departemen farmasi di RS itu akan membuat problem bagi para pasien. Sebagai kepingan dari departemen farmasi kau mesti berjuang demi nilai ongkos layanan medis dan mengoptimalkan keuntungan. Kamua cuma ingin berjuang untuk setiap pasien Aoi. Jika kau melihatnya dari perspektif jangka panjang kau tidak akan berjuan untuk semua pasien. Kamu melakukannya demi kepuasan pribadi.
Bu handa mengerti.
Aoi : Aku tidak mengerti. Aku tidak sanggup memisahkan semua menyerupai kau Kariya. Tugas seorang apoteker tidak rampung setelah menyediakan obat terhadap pasien. Karena kita akan terus terlibat dalam kehidupan pasien. Ada lebih banyak argumentasi untuk mengerti pasien secara individu. Benar bukan?
Kariya : Bagaimana dengan masa depan? Apa rencanamu untuk Pqk Omiya?
Aoi : Begini. Kurasa beliau akan kembali ke Rumah sakit Universitas Seisho. Aku cuma sanggup menyerahkannya terhadap mereka.
Kariya : Benarkah?
Aoi tak bisa berkata kata. Lalu kariya pamit pulang duluan.Dia mesti bangkit pagi besok
Aihara setelah Kariya pergi : Kariya senantiasa tampakdingin. Dia menyerupai ratu es.
Aoi terlihat kecewa : Kepuasan pribadi? Kenapa beliau bicara begitu ( sambil menuang saos)
Aihara : Benar. Meski melakukan pekerjaan di rumah sakit yang serupa Aoi dan Kariya sungguh berbeda.
Bu Handa : Semua orang punya anutan sendiri.
Lelaki yang kemarin bicara sama Aoi di kedai makanan menyahut.
Pria : Apoteker yang bekeja di rumah sakit sungguh bersemangat.
Aihara.: siapa itu?
Pria : Namaku Onozuka
Aihara : Apa hubungan kalian berdua
Aoi : Kami tidak sengaja berjumpa di restoran
Onozuka : Aku terpikat melakukan pekerjaan di departemem farmasi. Karena itu saya banyak mengajukan pertanyaan pada Aoi.
Bu handa mengajaknya bergabung makan malam. Onozuka duduk di tengah tengah antara Aoi dam Aihara.
Bu Handa : mengapa kau terpikat pada apoteker
aku tidak mengerti.
Onozuka : mengapa kau terpikat menjadi apoteker di rs?
Onozuka : Aku tidak mengerti lingkup pekerjaannya.
Bu Handa : Aku mengerti. Bahkan apoteker yang melakukan pekerjaan di rs tidak tahu lingkup kerja mereka.
Onozuka : Namun menyaksikan perkataan perempuan tadi beliau sesungguhnya peduli pada pasien dengan cara tertentu. Aku tersentuh.
Kariya akan menuju mobilnya. Ia menyaksikan ibu pasien anak Reio yang kesusahan menggendong anaknya sambil menenteng barang barang. Kariya membantunya mengambilkan barangnya yang jatuh dan akan mengantarnya pulang namun perempuan menolak dengan halus.
Nyoya Yamaguchi seorang ibu tunggal dan bekerja,mencoba mencampurkan obatnya ke dalam jus.Tapi putranya Reio tahu itu pahit tak mau meminum obatnya dan mencampakkan gelasnya.
Paginya mereka menemui dokter.Ny Yamaguchi menginformasikan dokterReio paling benci bubuk antibiotik. Ibunya ingin dokter mengubah dengan obat yang lain.Dokter bilang anak anak seusia Reio tidak sanggup menelan pil. Berbahaya kalau pil masuk ke trakea.
“Tapi….”
“Berusahalah lebih keras.”
“Apa saya belum cukup berusaha?”
“Apa?”
“ Bukan apa apa.”
Saat Kariya menerangkan hukum minum obatnya , Ny yamaguchi menginformasikan Reio membenci obat bubuk.Dia sudah menjajal banyak cara tergolong mencampurkannya dengan Jus namun tidak berhasil.Kariya pikir kalau beliau tidak senang obatnya beliau akan menghindarinya. Kariya minta bu yamaguchi tetap mencobanya lagi. Lalu kariya minta ia meluangkan waktu sebentar.
Kariya menyerahkan surat persetujuan dari Dokter Kuboyama terhadap Aoi. Kariya juga menyediakan obatnya Reio pada Aoi. Sepertinya Kariya minga Aoi bicara dengan ibunya Reio.
Aoi ditemani Aihara menemui Bu Yamaguchi ibunya Reio.
Aoi : Ini pengganti resep untuk Reio. Ini jenis obat yang disebut clarithromycin. Kamu mau mencobanya? Jangan khawatir. Tidak akan problem kalau menjajal sedikit.
Bu Yamaguchi mencobanya. Ada sedikit rasa manis. Aromanya tidak terlampau enak.
Aoi : Obatnya agak pahit. Karena itu pelengkap ditambahkan. Anak anak lebih sensitif pada rasa dibandingkan dengan orang dewasa. Mereka mungkin mendeteksi amis aneh dan menolak minum obat.
Bu yamaguchi : Reio punya problem ini. Dia menolak minum obat meski sudah diaduk dengan jus.
Aoi : Sesuai dugaan. Kalau begitu silakan coba ini. Aoi menuangkan jus ke dalam gelas kemudian menyediakan sedikit obatnya untuk diaduk dengan jus. Bu Yamaguchi meminumnya.
Bu yamaguchi : Pahit sekali. Reio tertawa. Ekspresi tampang ibu aneh. Aku tidak mengerti.
Aoi : Saat clarithromycin diaduk dengan kuliner asam pemanisnya akan menjadi tidak efektif. Obatnya akan terasa lebih pahit ketimbang biasanya. Karena itulah…
Bu Yamaguchi : Maafkan ibu Reio. Ibu sudah membuatmu banyak meminum jus yang pahit.
Reio : Tidak apa apa.
Aoi : Karena itu saya mengusulkan ini.
Bu yamaguchi : Es krim coklat? Bisakah dikonsumsi dengan ini ?
Aoi : Tentu. Aoi menyendok sedikit es krim kemudian meletakan obat bubuk diatasnya kemudian mencampurnya. Aoi meminta Bu Yamaguchi mencobanya dan itu sukses beliau cuma mencicipi es krim coklat.
Aoi bilang itu diajarkan oleh seorang senior dari departemen farmasi.
Dan diperlihatkan Kariya sementara Aou bicara.
Senior itu punya anak yang sebaya dengan Reio. Dia terkena radang paru paru mycoplasma tahun lalu. Dia menjajal banyak cara untuk memberinya obat dan alhasil mendapatkan resep ini. Dia ibu tunggal. Dia mesti melakukan pekerjaan dan membesarkan anaknya disaat bersamaan. Sepertinya beliau kesusahan tetapi selaku seorang apoteker untuk menegaskan pasien pulih dari sakitdia senantiasa berupaya sebaik mungkin. Kamu niscaya juga pekerja keras. Tolong jangan menanggungnya sendirian. Jika kau merasa kesulitan,kamu sanggup bicara dengan kami.
Aoi kembali ke ruang obat.
Aoi : Sudah selesai.
Kariya : Kamu sungguh lamban. Itu terlalu lama.
Aoi : Kamu tidak tahu kondisi pasien.
Kariya : Aku cuma bertugas merencanakan obat. Kita berbeda.
Aoi : Kamu benar.
Kariya : Kamu ingin menuntaskan kariermu dengan kepuasan pribadi?
Aoi : Apa?
Kariya : Terlalu terlibat dalam hidup pasien yaitu gayamu bukan? Jika kau ingin melakukannya lakukan semuanya untuk pasien.
Selanjutnya Aoi dan Aihara ke kamar Pak Omiya.
“Permisi, apa anda baik baik saja Pak Omiya? Aku tiba untuk menerangkan ihwal obat yang anda minum.”
“Kamu sudah mendengar dari Rumah Sakit lain ihwal penyakitku bukan?”
“Ini osteosarkoma di paha kirimu bukan? Akibat kemoterapi sebelum operasi dilakukan. Kamu mengonsumsi cisplatin sejenis obat anti kanker. Selain itu untuk menghentikan diare yang ialah imbas samping obat anti kanker. Selain itu untuk menghentikan diare yeng ialah imbas samoing obat anti kanker kau juga mengonsumsi loperamide.”
“Ya.”
“Kenapa kau tidak menginformasikan kami? Kamu tidak mau Marie tahu soal kondisimu bukan?”
“ Sebenarnya saya mengontak istriku setelah kabur dtai rumah. Kapanpun hari olahraga atau penerimaan sekolah beliau akan mengajukan pertanyaan apa saya ingin berpartisipasi. Melihat perbuatanku kepadanya saya tidak sanggup menghadapinya. Karena itu saya menolak undangannya. Aku senantiasa menyaksikan mereka membisu diam dari jauh. Saat Marie bilang beliau berharap saya sanggup menghadiri upacara pernikahannya segala jenis ingatan berkecamuk di benakku. Bagaimana mengatakannya? Aku merasa sungguh bahagia. Aku tahu saya mesti putus hubungan dengannya. Aku sungguh mengetahuinya. Aku tidak mau beliau tahu soal kondisi kesehatanku.”
“Itu sebabnya kau menolaknya?”tanya Aihara.
“Aku tidak pernah merawatnya dengan baik. Aku dihentikan menjadikannya khawatir.”
Marie tetiba masuk ke sana.
“Kenapa kau di sini?”Pak Omiya terkejut.
Aoi : Kuharap Marie sanggup mrndengarkan percakapan kita. Itu sebabnya saya mengundangnya.Arie sudah tahu kondisi kesehatanmu dari dokter RS.Universitas Seisho.
Omiya : Kenapa kau berbuat sejauh itu? Kamu cuma seorang apoteker. Kenapa kau bertindak sendiri dan berbuat lebih jauh?
Aoi : Aku melakukannya lantaran saya seorang apoteker. Kamu overdosis loperamide yang digunakan untuk meminimalisir frekuensi diare. Itu sebabnya detak jantungmu tidak teratur. Jantungmu nyaris berhenti berdetak. Itu sungguh berbahaya mungkin nyaris tidak sanggup diselamatkan. selaku apoteker di saat saya menghadapi pasien yang minum obat asal pilih dan membahayakan hidup mereka saya mesti menghentikan mereka.
Marie membanting album foto di pangkuan ayahnya.
“Aku mendapatkan ini di ruamahmu. Lihat foto foto ini. Kamu menghayati ingatan itu sendiri. Kamu sengaja menutupi problem kesehatanmu. Apa yang kau lakukan? Menjijikkan. Aku muak padamu. Kamu kabur dari rumah dan menolak seruan ibu cuma lantaran tidak mau kami menyaksikan segi memalukanmu. Kamu cuma ingin mengingat ingatan indah itu. Begitupula dengan seruan ke upacara pernikahan. Kamu tidak mau orang menyaksikan situasimu di saat ini. Berhentilah menyingkir dari meski cuma tersisa satu kaki saya senang kau masih hidup. Setidaknya kau sanggup menyerahkanku terhadap suamiku di hari pernikahanku.kamu satu satunya keluargaku. Aku tidak mempunyai pilihan. Apapun yang terjadi kau masih ayahku Pak Omiya.” Marie ngomongnya sambil berderai derai air matanya.
Pak Omiya menangis. Aku kurang cerdas sekali putriku.
Aoi : Aku percaya kau tahu dari dokter setelah operasi kamu mesti mengandalkan doxorubicin atau obat anti kanker menyerupai ifosfamide lantaran cisplatin membuatmu mengalami diare. Kamu mungkin akan mengalami lebih banyak imbas samping. Kamu mesti menahan kesusahan selama sesi fisioterapi itu akan mempunyai efek besar pada pekerjaan dan hidupmu. Kamu niscaya akan menderita.jika kau sendirian,
Aoi menoleh pada Marie, Kumohon tolong pecahkan problem diantara kalian berdua. Kumohon.
Aoi kembali ke ruang farmasi kariya menyerahkan kertas resep pada Aoi yang berpikir pekerjaannya banyak
Kariya : Berhentilah mengeluh. Banyak pasien menanti obat.
Aoi : Karena saya bertekad melakukannya alih alih menyampaikan saya sudah berbuat banyak. Kamu mesti bilang bahwna saya sudah keterlaluan.
Aihara : Kamu keterlaluan.
Kariya : Kamu melakukannya demi pasien atau untuk kepuasan pribadi?
Aoi : Aku melakukannya demi pasien.
Kariya : Itu yang terbaik.
Seno masuk kemudian.
“Jangan cuma membisu lakukan pekerjaanmu. Tampaknya Pak omiya mendekati dokter Toyonaka untuk membahas apakah beliau sanggup pindah ke tempat tinggal sakit kita.”
“Apa artinya itu beliau ingin dioperasi di sini?”
“Dia belum menentukan dokter bedah. Tapi beliau sudah menunjuk seorang apoteker.”
“Apa maksudnya?”
“Kamu belum mendengarnya?”
“Apoteker yang ditunjuk Pak Omiya adalah…Aku.” kata Seno bercanda.
“Dia menunjukmu. Begitu rupanya.” Kata Aoi pasrah.
“Aku bercanda.Aoi Midori. Dia bilang beliau ingin dibimbing olehmu ke depannya.
Aihara tersenyum mendengarnya begitu juga Hakaru.Aoi termenung seakan tak percaya.
Kariya : Kamu mencampuri urusan orang lain lagi?
Aoi : Aku akan berupaya untuk tidak menciptakan masalah.
Kariya : Intinya mulailah bekerja.
Aoi : Baiklah.
Kariya mengulurkan keranjang obatnya pada Aoi. Ia minta aspirin 10 pil. Aihara menyaksikan mereka berdua.
Aihara : Mereka berdua bukan tipe orang yang sama. Tapi mereka pasangan terbaik.
Bu Handa menyahut : Aku tahu. Omong omong Aihara alhasil kau menyaksikan segi terbaik departemen ini bukan?
Aihara : Jika masih tidak sanggup berbaur saya akan mengundurkan diri kapan saja.
Kariya menyerahkan catatan resep pada Aoi. , Tangani ini.”
“Pekerjaanku banyak sekali.”
“Kamu akan menolakku?”
“Tidak. Aku akan menanganinya.”
“Bagus.”
Akhirnya mereka berdua terlihat rukun dan melakukan pekerjaan sama menanggulangi resep.
Pak omiya hadir di pernikahannya Marie meskicuma punya satu kaki.
Pak Omiya berlatih berlangsung dengan satu kaki ditemani Marie dan suaminya.
Hari ini para apoteker menyelasaikan problem dengan baik.
All images, content, credit copyright VIU & Fuji TV
