Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 3 Part 4, Pastikan untuk membaca full dari daftarnya di goresan pena yang ini. Bagian part 2 Episode sebelumnya baca di sini.
Ju Kyung berlari ke taman. Soo Ho udah balik ke sana. Soo Ho bilang, Ju Kyung terlambat.
Ju Kyung : Maafkan aku. Aku terlibat perselisihan kecil dengan seorang anak SD.
Ju Kyung memamerkan komik itu ke Soo Ho, kemudian bilang beliau akan pergi sekarang.
Soo Ho mau ngomong, tapi….
Sayangnya beliau gak sempat menyelesaikan omongannya sebab Ju Kyung keburu pergi.
Seo Joon cs gres saja tiba di sekolah. Mereka berlangsung menuju gerbang sambil bercanda.
Mendadak, Ju Kyung tiba nyamperin mereka. Seo Joon menyaksikan surat di tangan Ju Kyung.
Seo Joon : Kau sulit dipercayai sanggup melipat helmku dan memasukkannya ke sakumu.
Ju Kyung : Aku tidak sanggup mengutarakan ini dengan kata-kata. Bacalah sehabis saya pergi.
Ju Kyung masukin suratnya ke saku jaket Seo Joon, kemudian tergesa-gesa pergi.
Teman-teman Seo Joon pribadi heboh.
Cho Rong : Dia menulis surat cinta untukmu!
Mereka pengen lihat isi suratnya tetapi dihentikan Seo Joon.
Seo Joon membacanya.
“Kesabaran yaitu kebajikan. Kudengar bersabar menjadikanmu baik. Kuharap kau mengingat itu dikala membaca surat ini. Adikku memasarkan helmmu di aplikasi jual beli. Maafkan aku. Aku akan menerimanya kembali dalam sepekan. Jadi, tolong pendam kemarahanmu, dan jadilah lelaki yang baik. Dan tolong jangan memukulku.”
Seo Joon mendengus kesal tahu helm nya dijual.
Cho Rong masih ingin tau apa yang ditulis Ju Kyung.
Seo Joon : Tidak perlu penasaran. Itu persis seumpama dugaanmu.
Cho Rong : Kenapa tidak boleh kubaca? Aku belum pernah mendapatkan surat cinta. Biar kubaca sekali ini saja. Izinkan saya membaca surat cinta itu.
Tapi Seo Joon gak mau ngasih lihat.
Ju Kyung melangkah ke kelas, tetapi gres masuk, beliau pribadi diundang Soo Ho.
Ju Kyung berlari sarat semangat menenteng makanannya ke meja.
Ju Kyung : Ini daging tumis pedas.
Tapi gres duduk, beliau udah sanggup kiprah lagi dari Soo Ho. Soo Ho menyuruhnya mengambil earphone di kelas.
Ju Kyung dingin dan mau mengkonsumsi daging tumis pedasnya tetapi secara tiba-tiba beliau menyaksikan Soo Ho.
Ju Kyung gak jadi makan. Dia bangkit dan pergi menenteng makanannya. Sambil jalan ke pintu keluar kafetaria, beliau ngasih makanannya ke Hyun Kyu.
Hyun Kyu pribadi senang.
Di ruang tengah, Ju Young lagi main game.
Ju Kyung turun ke bawah dan nyamperin Ju Young.
Ju Kyung : Hei, Lim Ju Young. Kau sudah dapatkan helmnya?
Ju Young : Akan kutemukan kembali. Bisakah kau menanti saja?
Ju Kyung gondok dan pribadi mukul Ju Young pakai bantal.
Tak usang kemudian, beliau sanggup SMS lagi dari Soo Ho.
Ju Kyung pribadi lari menenteng alas leher.
Dia terus berlari, melalui salon ibunya dan hingga di toko komik.
Dia masuk begitu aja dikala Paman Pangeran asik dengerin musik dan gak tahu beliau masuk.
Soo Ho sudah menanti disana.
Ju Kyung pribadi masang bantal lehernya ke leher Soo Ho dan pergi.
Soo Ho hingga gak sanggup ngomong apa-apa.
Kamera menyorot dua mangkuk ramyeon di meja. Rupanya, Soo Ho udah nyiapin ramyeon untuk mereka berdua. Tapi Ju Kyung main pergi gitu aja.
Di depan pintu kelas, Tae Hoon lagi gempar sama temen-temennya.
Ju Kyung, Soo Ah dan Soo Jin keluar dari kelas dan melalui mereka.
Soo Jin heran sama tingkah Tae Hoon.
Soo Jin : Apa yang beliau lakukan? Kenapa pacarmu tidak makan lagi?
Soo Ah : Dia berlatih untuk menjajal mengikuti pertunjukan talenta sekolah. Banyak orang mendaftar, jadi, mereka cuma menegaskan lima tim.
Soo Jin menyaksikan Ju Kyung murung.
Soo Jin : Ju Kyung-ah, kenapa kau murung sekali? Apa terjadi sesuatu?
Ju Kyung : Apa? Tidak, tidak terjadi apa-apa.
Soo Ah : Dia cuma lapar.
Mendadak Ju Kyung pergi sehabis mendapatkan pesan.
Soo Ah dan Soo Jin heran dengan perilaku Ju Kyung.
Soo Jin : Sikapnya asing belakangan ini.
Ju Kyung terus berlari. Di depan tangga, beliau gak sengaja nabrak Seo Joon.
Seo Joon nanyain helmnya.
Ju Kyung sewot dan bilang akan beliau kembalikan nanti dan pergi.
Seo Joon : Apa?
Ju Kyung pun terpaksa balik ke Seo Joon.
Ju Kyung : Maafkan aku. Sikapku tidak sopan. Bersabarlah. Aku berjanji akan mengembalikannya.
Ju Kyung bergegas pergi.
Soo Jin melihatnya. Dia fikir, Ju Kyung begitu sebab Seo Joon.
Soo Jin yang salah paham, melabrak Seo Joon cs.
Soo Jin : Han Seo Joon! Kau pikir kau preman! Kau menakuti bawah umur di kelas sepanjang semester pertama. Sekarang kau merundung siswi pindahan untuk membayarmu? Bersikap seumpama ketua geng dengan orang-orang ndeso ini terlihat sungguh mengenaskan bagiku. Jika saya melihatmu merundung bawah umur lagi, saya akan melaporkanmu ke komite disiplin dan mempermalukanmu. Mengerti, Bodoh?
Soo Jin pergi.
Seo Joon cs heran sendiri Soo Jin datang-datang melabrak mereka.
Cho Rong : Bodoh? Aku bukan orang bodoh.
Seo Joon : Apa itu tadi? Dia menyebut kita bodoh?
Cho Rong kemudian bilang kalau Soo Jin keren sekali.
Soo Ho dan Ju Kyung di atap. Ju Kyung terkejut menyaksikan banyak kuliner rumahan di atas meja.
Ju Kyung tanya, Soo Ho ingin beliau melaksanakan apa?
Soo Ho nyuruh beliau makan.
Ju Kyung kaget, kau ingin saya memakan semuanya? Sungguh? Ada apa denganmu?
Soo Ho : Membuang sampah. Aku senantiasa terpaksa mencampakkan kuliner sisa.
Ju Kyung : Kukira kau ingin memberiku makan atas kerja kerasku.
Ju Kyung mulai makan. Dia bilang enak.
Soo Ho gak percaya rasanya enak.
Ju Kyung : Ini sungguh lezat. Kau senantiasa mencampakkan kuliner enak ini?
Soo Ho : Tidak mungkin.
Ju Kyung kemudian bilang, beliau akan mencampurkan semua makanannya.
Soo Ho tanya, apakah mesti dicampur?
Ju Kyung : Kau tidak tahu apa-apa. Ini cara terbaik untuk menghabiskan kuliner sisa.
Ju Kyung mulai mencampur seluruhnya di dalam satu wadah, kemudian mulai mengocok-ngocoknya.
Ju Kyung memerintahkan Soo Ho mencobanya sehabis seluruhnya tercampur tetapi Soo Ho gak mau.
Ju Kyung : Kau belum pernah menjajal ini, bukan? Setelah mencobanya, kau tidak akan berhenti memakannya.
Ju Kyung memaksa Soo Ho mencobanya tetapi Soo Ho tetap gak mau.
Ju Kyung makan sendiri.
Ju Kyung : Luar biasa. Rasanya sungguh lezat. Enak sekali.
Ju Kyung kemudian memerintahkan Soo Ho makan.
Ju Kyung : Aku tahu saya pembuangan sampahmu, tetapi tidak sanggup kuhabiskan sendiri. Ini. Cobalah. Ayo.
Terpaksalah Soo Ho makan. Dia tercengang sehabis mencobanya.
Ju Kyung : Bagaimana?
Soo Ho : Aneh.
Ju Kyung : Aneh? Rasanya enak menurutku.
Soo Ho : Aneh sebab rasanya enak.
Ju Kyung : Aku mencampurnya dengan baik, bukan?
Soo Ho : Jangan dikeluarkan melalui hidungmu kali ini.
Ju Kyung kemudian menaruh japchae ke sendok Soo Ho.
Ju Kyung : Cobalah dengan japchae-nya.
Soo Ho mencobanya.
Ju Kyung kemudian tanya gimana perasaan Soo Ho sekarang. Udah membaik atau belum.
Soo Ho : Kenapa kau bertanya?
Ju Kyung : Tidak apa-apa. Senang atau sedih?
Soo Ho bilang, senang dan sedih.
Ju Kyung : Aku sudah memikirkannya. Kita anggap impas dengan satu hal besar.
Soo Ho : Apa maksudmu?
Ju Kyung : Aku tahu saya bilang akan melaksanakan apa pun yang kau katakan, tetapi saya memikirkannya dan tugas-tugas kecil ini payah untuk orang yang pintar dan terkenal sepertimu. Dan kau tidak akan menyuruhku melakukannya seumur hidupku, bukan? Itu mengharuskanku berada dalam hidupmu selamanya. Itu menyulitkan.
Soo Ho : Jadi, kau mau menganggapnya impas dengan satu hal besar?
Ju Kyung : Benar. Seperti menyuruhku mencarikanmu buku komik horor lama. Atau misi susah seumpama itu.
Soo Ho : Untuk apa saya melaksanakan itu? Aku tidak mau.
Ju Kyung : Hei. Jangan bersikap begitu. Pikirkanlah lagi. Mengerti?
Soo Ho : Baiklah. Kita anggap impas.
Ju Kyung senang, benarkah? Sungguh? Dengan apa? Apa yang mesti kulakukan?
Soo Ho mengetuk meja.
Ju Kyung heran dan tanya kenapa mengetuk meja.
Ju Kyung kemudian menyaksikan ke meja, tepatnya alas meja makan mereka dikala itu.
Alas meja mereka dikala itu yaitu banner audisi pertunjukan bakat.
Beberapa anak Saebeom mulai mengikuti audisi pertunjukan bakat.
Jurinya yaitu sebagian siswa dan siswi Saebeom.
Di balkon gedung Saebeom, Ju Kyung latihan nyanyi. Dia nyanyi keras-keras sambil memakai earphone. Tapi suaranya…. fals parah.
Tanpa Ju Kyung sadari, bawah umur Saebeom berkumpul di bawah dan mendengar nyanyiannya. Mereka bilang bunyi Ju Kyung jelek.
Ju Kyung melepas earphone nya dan bilang beliau tak sanggup melakukannya.
Ju Kyung mengantri di depan ruang audisi, bareng penerima lain.
Peserta lain sibuk berlatih. Lah Ju Kyung sibuk minum air.
Ju Kyung kemudian terkejut menyadari beliau nyaris habisin sebotol air.
Ju Kyung pun lari ke toilet.
Begitu Ju Kyung pergi, satu per satu penerima yang mengantri mulai dipanggil.
Ju Kyung memandang cermin di toilet. Dia berupaya menenangkan dirinya juga meyakinkan dirinya kalau beliau bisa.
Pak Han nempelin sesuatu di pintu besar, sehabis itu beliau masuk ke dalam.
Ju Kyung tiba di depan ruang audisi dan terkejut menyaksikan tidak ada orang disana.
Ju Kyung : Apa ini? Ini belum berakhir, bukan?
Ju Kyung kemudian masuk, tetapi kayaknya audisi pertunjukan bakatnya udah selesai dan ruangannya dipakai untuk program lain.
Ju Kyung yang gak tahu, masuk. Dia mengambil mic, kemudian menaruh mic serta ponselnya di lantai panggung, juga menyalakan lagu di ponselnya.
Setelah itu, Ju Kyung mulai menari. Dia menari di hadapan para guru yang pribadi terkejut melihatnya.
Soo Ho masuk dan melongo menyaksikan tarian Ju Kyung.
Selesai menari, Ju Kyung ngenalin dirinya.
“Aku Lim Ju Kyung di kelas 2-5. Kuharap saya lolos. Tolong ingat aku.”
Tiba-tiba, lampu diatas panggung menyala. Layar dibelakang Ju Kyung memperlihatkan tulisan.
Ju Kyung terkejut menyaksikan Pak Han bangkit disampingnya.
Pak Han : Dihapus.
Pak Han coba membela Ju Kyung.
Pak Han : Ju Kyung penari yang berbakat, bukan?
Wakil Kepala Sekolah bangkit dan mulai mengatakan pada guru-guru yang lain.
“Omong-omong, jadi, mengenai nilai uji coba cobaan CSAT. Katakan berapa siswa yang mau masuk ke universitas bagus!”
Ju Kyung bangkit dan minta maaf, kemudian beliau tergesa-gesa pergi.
Soo Ho juga keluar dan menyaksikan Ju Kyung pergi.
Sementara itu, Seo Joon menjenguk ibunya. Sang ibu tanya, kenapa Seo Joon mampir padahal beliau akan secepatnya pulang.
Seo Joon : Aku mesti mampir walau cuma beberapa menit. Bagaimana keadaan ibu hari ini?
Sang ibu bilang, baik. Lalu beliau tanya, gimana rasanya kembali ke sekolah.
Seo Joon : Kurasa sama saja.
“Senang menyaksikan putra ibu memakai seragam sekolahnya.”
“Aku terlihat keren memakai apa pun. Ibu sanggup memberiku kain perca dan saya tetap menjadikannya terlihat keren. Seseorang mujur dengan putranya.”
Ibu tersenyum dan mengelus pipi Seo Joon.
“Ibu ingin tidur sekarang, jadi, pulanglah.”
“Aku akan tetap di sini hingga ibu tertidur.”
“Kau akan menciptakan ibu tetap terjaga. Lagi pula, Go Woon tidak boleh terlalu usang sendirian di rumah.”
“Baik, tidurlah.”
“Jangan bilang kau mengendarai motormu ke sini. Itu berbahaya, jadi, jangan naik motor.”
“Tidak perlu khawatir.”
Seo Joon keluar. Tapi langkahnya terhenti di koridor dikala beliau menyaksikan Joo Hun datang. Joo Hyun gak menyaksikan Seo Joon dan sibuk berfoto dengan para fansnya.
Usai melayani fansnya, beliau pergi. Seo Joon menatapnya tajam.
Hee Kyung keluar dari kamar dan duduk disamping ayahnya yang lagi baca buku. Hee Kyung menyaksikan buku apa yang ayahnya baca.
Sementara si dedek gemes duduk lantai, sambil nyemil dan nonton tv.
Hee Kyung : Apa yang ayah baca ini?
Pak Im : Begini. Ayah akan berguru cara menciptakan lilin beraroma di sentra budaya.
Hee Kyung : Ayah ikut kelas di sentra budaya?
Ibu keluar sambil menepuk-nepuk pipinya.
Ibu : Pusat budaya? Dari mana kau mendapatkan duit untuk itu?
Ibu pun duduk disamping ayah.
“Tunggu. Kau mencurinya dari dompetku?”
“Sayang, kumohon. Kenapa kau menyampaikan itu di depan anak-anak? Aku cuma meminjamnya.”
Ibu sewot, patut saja duit di dompetku berkurang. Kulihat kau aib mendengarku menyampaikan itu di depan mereka. Alih-alih mengetahui aroma, cobalah mengetahui perasaanku dahulu. Hobi untuk seseorang yang tidak menciptakan uang?
“Ini bukan untuk bersenang-senang. Aku menjajal mencari cara untuk menciptakan uang.”
“Kenapa tidak mengolah masakan untuk keluarga saja?”
Hee Kyung coba menenangkan ibunya.
“Ibu, tinggal di rumah sepanjang hari itu melelahkan. Siapa tahu? Ini sanggup menjadi peluang besar untuk ayah? Ayah, mudah-mudahan berhasil.”
“Benar, Hee Kyung. Lilin beraroma semakin menciptakan ayah tertarik semakin ayah mempelajarinya.”
“Akulah yang salah karena menikahinya cuma sebab penampilannya!”
“Ibu memang menggemari penampilan.” jawab Hee Kyung, bikin ibu semakin sewot.
Ju Kyung pulang. Ibu yang masih kesal, ikut menyemprot Ju Kyung.
“Hei, Ju Kyung. Kau pergi berbelanja kosmetik lagi, bukan? Ibu tahu.”
“Tidak, saya telat sebab ketinggalan bus.”
“Lihatlah dirimu pergi ke sekolah dengan memakai riasan itu. Kau akan memperoleh peluang begitu kuliah, jadi, kenapa terburu-buru berdandan seumpama itu? Kenapa membuang-buang waktu padahal kau sanggup belajar?”
“Sayang, orang-orang yang lebih muda dari Ju Kyung berdandan belakangan ini.” ucap ayah.
“Hanya yang bodoh, bukan? Di dunia nyata, cuma bakatmu yang penting.” jawab ibu.
“Tapi tidak di sekolah. Hanya performa yang penting.” ucap Ju Kyung.
“Memangnya kenapa kalau kau manis dengan semua riasan itu? Kau tetap jelek di balik riasan itu. Siapa yang mau menikahimu jikalau kau jelek dan bodoh?”
Ju Kyung mulai kesal dengan ucapan ibunya.
Ju Kyung : Bahkan landak mengasihi bayinya, tetapi ibu…
Hee Kyung berupaya menengahi. Dia memerintahkan Ju Kyung masuk kamar dan memijit bahu ibu.
Ibu murka dan bilang belum selesai bicara.
Hee Kyung minta ibunya tenang.
Si dedek gemes mengetuk pintu dengan tulisan, ‘Area Terbatas’. Dia masuk sehabis Ju Kyung ngizinin beliau masuk. Ternyata itu kamar Ju Kyung. Ju Young menaruh helm Seo Joon di meja.
“Aku mesti mengeluarkan duit tambahan 20 dolar untuk itu.”
Ju Kyung yang tiduran di kasur, bilang, kemudian kenapa? Kau yang menjualnya tanpa izin.
Ju Young keluar sambil menggerutu.
Ju Kyung kemudian menyaksikan fotonya yang manis di akun stargramnya.
“Dia populer, ya? Ada 320 orang yang menyukainya.”
Ju Kyung menyalakan kameranya, tetapi menyaksikan parasnya yang tanpa riasan, beliau terkejut dan tergesa-gesa mematikan kameranya.
“Jantungku nyaris berhenti. Benar. Aku pun menilai diriku jelek, jadi, tentunya ibu juga berpikir begitu.”
Se Mi cs ngumpul di cafe. Se Mi lagi menyaksikan akun stargramnya dan gak sengaja menyaksikan foto Ju Kyung.
Tapi Se Mi gak tahu itu Ju Kyung sebab Ju Kyung pakai riasan. Dia memamerkan like nya untuk foto Ju Kyung. Bahkan pacarnya aja bilang Ju Kyung cantik, bikin beliau sewot.
Ju Kyung mendapatkan notifikasi. Akun love_ssam2 menggemari fotonya.
Ju Kyung : Ada satu orang yang lain yang menyukaiku. Tapi saya percaya mereka akan membenciku jikalau saya mengunggah foto tanpa riasan.
Ju Kyung gak tahu itu akun Se Mi.
Ju Kyung sanggup kiprah lagi dari Soo Ho. Dia pun pusing.
Ju Kyung : Dia tidak membiarkanku beristirahat.
Ju Kyung bergegas lari ke toko komik. Soo Ho pengen komik.
Tapi hujan secara tiba-tiba turun.
Ju Kyung menegaskan menerobos hujan. Tapi di depan mini market, beliau gak sengaja menabrak orang.
Tapi orang2 itu malah mencibir Ju Kyung. Mereka mengatai Ju Kyung jelek, mengundang Ju Kyung sapi dan bibi.
Ju Kyung sakit hati. Semua orang menghinanya.
Mereka kemudian menghalau Ju Kyung.
Soo Ho masih menanti Ju Kyung di taman.
Tak lama, Ju Kyung datang. Soo Ho terkejut menyaksikan Ju Kyung tiba hujan-hujanan.
“Kau tidak menenteng payung?”
Lalu Soo Ho menyaksikan lutut Ju Kyung berdarah.
Soo Ho kaget, ada apa ini
Ju Kyung gak menjawab dan memamerkan komiknya.
Ju Kyung tanya, apa Soo Ho mau dibelikan payung.
Soo Ho : Bukan begitu.
Ju Kyung : Kau memperlakukanku seumpama budak dan menyuruhku melaksanakan tugas. Kau sungguh kejam. Aku tahu saya bersedia melaksanakan apa pun permintaanmu, tetapi apakah kau senang memakai kelemahanku untuk menindasku? Kau tidak berlawanan dari bawah umur yang merundungku dan menyuruhku membelikan mereka pangsit.
Ju Kyung nangis.
Ju Kyung : Bukan salahku saya jelek. Kenapa orang-orang senantiasa merundungku? Apa gunanya memakai riasan dan terlihat cantik? Aku tetap jelek. Aku tertangkap tangan olehmu begitu pindah sekolah. Aku tidak sanggup tidur lelap sebab takut kau akan membeberkannya. Dan saya senantiasa sibuk melaksanakan kiprah untukmu. Tahukah kau bagaimana perasaanku? Kau sendiri tidak memiliki rahasia? Kejam sekal bermain-main dengan derita orang lain.
Soo Ho kemudian melepas jaketnya dan memakaikannya ke Ju Kyung.
Setelah itu, beliau mendudukkan Ju Kyung di bangku taman.
Soo Ho : Tunggu disini.
Soo Ho kemudian pergi.
Tak usang kemudian, Soo Ho kembali dan terkejut menyaksikan Ju Kyung sudah pergi.
Seo Joon kemudian melintas. Dia berhenti dan menyaksikan Soo Ho.
Soo Ho terus mencari Ju Kyung.
Tak lama, beliau mendapatkan Ju Kyung sedang duduk di bangku lain.
Soo Ho bergegas lari menghampiri Ju Kyung.
Seo Joon melihatnya.
Soo Ho : Kupikir kau sudah pergi.
Ju Kyung : Aku sedikit malu.
Soo Ho kemudian mengobati luka Ju Kyung.
Dia kemudian menimbang-nimbang semua rasa sakit yang dialami Ju Kyung.
Soo Ho pun minta maaf.
Dari kejauhan, Seo Joon masih memperhatikan mereka.
Seo Joon melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Matanya, terlihat kesal.
Besoknya di kantin, Seo Joon menghampiri Soo Ho.
Seo Joon : Lee Soo Ho, sehabis membunuh temanmu, kau terlihat bahagia?
Seo Joon mencampakkan kuliner yang dipegang Soo Ho.
Semua terkejut dan menyaksikan Seo Joon berlangsung ke arah Ju Kyung.
Seo Joon duduk disamping Ju Kyung.
Ju Kyung tanya, apa sebab helm.
Seo Joon bilang beliau mau makan bareng Ju Kyung.
Soo Ho marah. Dia mendekati Seo Joon dan mencengkram Seo Joon.
Seo Joon tertawa sinis, dasar berandal.
Bersambung….