Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 10 Part 4, Yuk eksklusif disimak saja daftar lengkapnya di goresan pena yang ini. Set belahan ketiga Episode sebelumnya baca di sini.
Deok Jin balik ke kantornya dengan wajah lesu sambil menenteng kembali bunganya yang ditolak Bu Ok.
Karena kantornya satu gedung dengan Ae Rin, mereka berjumpa di lobi.
Deok Jin membatasi Ae Rin yang mau pergi.
Deok Jin : Ae Rin-ah. Choo Ae Rin.
Ae Rin kesal, wae? Wae? Wae?
Deok Jin menyediakan bunganya pada Ae Rin.
Ae Rin senyum-senyum dan tanya kenapa Deok Jin ngasih beliau bunga.
Deok Jin : Aku tidak membutuhkannya lagi. Aku ditolak.
Mendengar balasan Deok Jin, Ae Rin kesal.
Ae Rin : Apa kamu memanfaatkanku selaku daerah sampah?
Deok Jin : Ya!
Gak terima dijadiin daerah sampah, Ae Rin membuang bunga dari Deok Jin.
Ae Rin : Ini sebabnya kamu tidak sanggup menerima pasangan!
Ae Rin pergi.
Dua staf Deok Jin melihatnya. Mereka pikir, Deok Jin ditolak Ae Rin.
Diluar, mereka lagi-lagi mendengar kata-kata Ae Rin di telpon.
Ae Rin : Ji Eun-ah, saya ada kencan buta malam ini.
Ji Eun menanyakan mantan kekasih Ae Rin.
Ae Rin : Mantan kekasih? Kenapa saya mengencani lelaki kurang cerdik itu! Dia terlalu obsesif!
Ae Rin pergi.
Dua staf Deok Jin merasa kasihan pada Deok Jin. Mereka masih ingat di saat Ae Rin bilang, Deok Jin lelaki yang mempesona.
Besoknya, Da Jung yang akan menyebrang sambil membaca kertasnya menyaksikan lelaki bau tanah di jalur penyebrangan sedang memungut buah-buahannya yang berserakan. Da Jung bergegas menolong lelaki bau tanah itu. Dia juga menolong lelaki itu menyebrang.
Pria bau tanah itu mau membalas kebijaksanaan atas kebaikan Da Jung. Tapi Da Jung bilang beliau tak keberatan sama sekali menolong lelaki itu.
Da Jung kemudian pergi.
Pria itu tersenyum memandang Da Jung.
Pria bau tanah yang ditolong Da Jung yaitu lelaki yang memberi Dae Young teh sebelum Dae Young menjadi muda.
Festival Seni Serim dimulai.
Woo Young teringat masa lalunya.
Ji Ho dan Ja Sung tak sengaja berdiri bersebelahan. Baik Ji Ho mau pun Ja Sung, sama-sama tak sadar mereka berdiri sebelahan dan terus menikmati festival. Saat mereka sadar mereka berdiri sebelahan, Ji Ho pergi.
Ji Ho dan Ja Sung dipertemukan lagi. Ji Ho ke kedai teh. Ja Sung juga kesana. Ji Ho dan Ja Sung berebut, minta dibikinin teh dulu.
Ja Sung duluan, silahkan.
Ja Sung dan Ji Ho tak sengaja berjumpa lagi. *Ciee, jodoh.
Ja Sung yang tak ingin berjumpa Ji Ho lagi tanya Ji Ho mau kemana.
Ji Ho tanya, kenapa Ja Sung mau tahu.
Ja Sung bilang, biar beliau sanggup menghindar.
Ji Ho bilang beliau mau ke arah di belakang Ja Sung.
Tapi di saat hendak pergi, mereka mendengar nama Si A. Si A disuruh keluar oleh teman-temannya.
Si A keluar dari dalam suatu bilik.
Ji Ho dan Ja Sung kesengsem menyaksikan Si A yang sungguh baik dalam balutan gaun retro.
Teman-teman Si A juga mengenakan gaun yang sama.
Kamera beralih ke Woo Young yang juga tengah memandangi Si A.
Woo Young : Dia berkembang begitu cepat. Dia menyerupai ibunya di saat masih muda.
Si A dan teman-temannya berfoto. Tapi Si A kesusahan mengambil angle yang pas.
Woo Young berseru, berdiri di sana. Aku akan memotretnya untukmu.
Woo Young mengeluarkan ponselnya dan mulai mengarahkan kameranya pada Si A dan teman-temannya.
Si A memerintahkan Woo Young memotret yang banyak dan cantik.
Woo Young : Astaga. Kalian sudah cantik.
Bo Bae senyum-senyum dikatakan cantik.
Ji Ho dan Ja Sung sama-sama mengumpat Woo Young.
“Brengsek!”
Malamnya, Woo Young duduk sendirian di taman dan senyum-senyum menyaksikan foto-foto Si A dan Si Woo di ponselnya.
Woo Young kemudian teringat di saat beliau dan Da Jung menyaksikan kembang api.
Da Jung : Akan menggembirakan kalau anak-anakku tiba untuk menyaksikan ini denganku.
Woo Young : Kau niscaya ingin tau dengan kehidupan sekolah mereka.
Da Jung : Ya.
Woo Young : Aku akan mengabarimu sekarang.
Karena itulah, Woo Young mengantarkan foto-foto Si A dan Si Woo ke Da Jung.
Da Jung sendiri masih di kantornya. Dia tersenyum memandang foto-foto Si A dan Si Woo yang dikirim Woo Young.
Woo Young masih di taman. Balasan Da Jung masuk ke ponselnya. Da Jung mengucapkan terima kasih padanya. Woo Young tersenyum.
Ji Hoon mau membacakan kisah untuk Seo Yeon. Seo Yeon mulanya menolak. Ji Hoon pun perjanjian akan menjadikannya lebih menawan kali ini.
Ji Hoon naik ke daerah tidur dan mulai membaca kisah untuk Seo Yeon.
Seo Yeon tertawa mendengar Ji Hoon mendongeng.
Da Jung masih di kantornya, menerima pesan dari Ji Hoon. Ji Hoon bilang beliau gres saja mendongeng untuk Seo Yeon.
Ji Hoon : Aku membacanya sama sepertimu dan Seo Yeon menyukainya. Sudah usang saya tidak melihatnya tersenyum selebar itu. Ini semua berkatmu.
Da Jung : Tidak. Itu semua jerih payah yang kamu jalankan untuknya.
Ji Hoon kemudian tanya, apa Da Jung sudah pulang.
Da Jung bilang beliau mesti melakukan pekerjaan lembur hari itu.
Do Won Kyung kembali tampil di panggung Serim.
Do Won Kyung bilang, beliau agak nervous lantaran sudah usang tidak datang.
Hanya Woo Young yang mengenal Won Kyung.
Saat Won Kyung bernyanyi, Woo Young teringat Da Jung.
Teringat Da Jung, Woo Young pun sedih.
Woo Young yang sedih, kesannya beranjak pergi.
Woo Young pulang ke tempat tinggal Deok Jin.
Tapi gres duduk di kasur, pesan Da Jung masuk ke nomor Dae Young.
Da Jung : Kupikir kamu ingin berjumpa anak-anak. Kuharap kamu baik-baik saja.
Da Jung mengantarkan foto-foto Si A dan Si Woo di pensi yang ia sanggup dari Woo Young.
Setelah menyaksikan foto itu yang dikirim oleh Da Jung, Woo Young eksklusif pergi.
Woo Young bermetamorfosis Dae Young.
Dae Young membalas Da Jung. Dia tanya, Da ung dimana.
Da Jung bilang di stasiun TV.
Dae Young tanya, kalau beliau tiba bisakah mereka bertemu.
Da Jung : Iya.
Dae Young terus berlari dan berlari sambil teringat kenangannya bareng Da Jung.
Sementara itu, Da Jung gres saja keluar dari kantornya.
Dae Young turun dari taksi dan menyaksikan Da Jung menunggunya di depan JBC.
Da Jung tak menyaksikan Woo Young. Dia mulai berlangsung dan berhenti tepat di depan tv raksasa yang memperlihatkan wawancara Ji Hoon tadi.
Ji Hoon menjawab pertanyaan Yu Mi soal tipe idealnya.
Ji Hoon bilang, beliau ingin seseorang dengan senyuman cantik.
Ji Hoon : Aku ingin perempuan berani dan ceria, sampai cuma melihatnya menghidupkan situasi hatiku. Kadang beliau sanggup ceroboh, namun beliau jago di daerah kerja. Aku ingin beliau sanggup mengejutkanku. Dan saya ingin perempuan berhati baik dan dewasa.
Dae Young melongo mendengar balasan Ji Hoon. Dia tahu siapa yang dimaksud Ji Hoon.
Da Jung bilang tak ada perempuan sesempurna menyerupai yang diharapkan Ji Hoon.
Ji Hoon tiba-tiba datang.
Ji Hoon bilang, perempuan itu ada disini.
Dae Young menyaksikan tawa Da Jung untuk Ji Hoon.
Melihat Da Jung yang tertawa-tawa dengan Ji Hoon, menghasilkan Dae Young kecewa.
Epilog :
So Min mengundang Si Woo yang akan meninggalkan sekolah.
So Min mendekati Si Woo, kemudian menyediakan ucapan selamat atas kemenangan tim basket kemarin. So Min juga menyediakan sebotol air untuk Si Woo.
Setelah menyediakan sebotol air untuk Si Woo dengan malu2, So Min eksklusif pergi.
Si Woo kemudian menghampiri Woo Young yang berdiri di depan pintu masuk ke gedung sekolah.
Si Woo : Woo Young-ah, kamu pernah mengencani seorang gadis?
Woo Young : Ya.
Si Woo : Seperti apa dia?
Woo Young : Tunggu. Jangan bilang kamu mengencani seorang gadis.
Si Woo : Tidak. Aku cuma penasaran. Seperti apa dia?
Woo Young : Biar kuberi tahu perihal dia.
Woo Young menjawab pertanyaan Si Woo sambil membayangkan Da Jung.
Woo Young : Senyumannya indah. Dia berani dan ceria, cuma melihatnya saja sudah memberiku kekuatan. Keren melihatnya berupaya keras merealisasikan impiannya dan beliau membuatku menjadi lelaki yang lebih baik.
Si Woo tak yakin ada gadis menyerupai itu.
Woo Young : Ada. Wanita menyerupai dia.
Sekarang kita kembali ke adegan di depan JBC, dimana Dae Young menyaksikan wawancara Ji Hoon di tv raksasa.
Ji Hoon bilang ingin perempuan dengan senyuman yang cantik, perempuan yang berani dan ceria, sampai cuma melihatnya sanggup menghidupkan situasi hatinya.
Ji Hoon : Kadang beliau sanggup ceroboh, namun beliau jago di daerah kerja. Aku ingin beliau sanggup mengejutkanku dan saya ingin perempuan berhati baik dan dewasa.
Dae Young kemudian menyaksikan Da Jung dan Ji Hoon saling tertawa.
Dae Young yang kecewa, kesannya berbalik dan beranjak pergi. Saat berbalik, sosok Dae Young kembali menjadi Woo Young.
Bersambung…….