Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 10 Part 1, Yuk lihat juga dongeng lengkap dari kumpulan episode di goresan pena yang ini. Jika ingin tau terhadap Episode sebelumnya baca di sini.
Pagi itu, Dae Young berdiri di depan gerbang sekolah yang sudah mau ditutup.
Terdengar bunyi guru yang mengomeli para siswa yang terlambat.
Dae Young terus menunggu. Hingga akhirnya, Da Jung tiba dan berlari melalui Dae Young menuju gerbang.
“Kau, Da Jung! Kau telat lagi? Kenapa kamu telat ke sekolah setiap hari?”
Para siswa yang telat pun dieksekusi lari keliling lapangan.
Dae Young lari bareng Da Jung.
Dae Young tanya, kenapa Da Jung senantiasa telat ke sekolah.
Da Jung minta Dae Young berhenti mengajaknya bicara alasannya merupakan ia sudah kelelahan.
Dae Young pun mengambil tas Da Jung dan berlari melalui Da Jung.
Da Jung minta tasnya dibalikin sambil berupaya mengejar-ngejar Dae Young tetapi ia karenanya berhenti alasannya merupakan sudah tak sanggup lagi lari.
Dae Young berhenti berlari dan memandang Da Jung.
Dae Young : Jangan panik Jung Da Jung. Aku akan menjagamu.
Da Jung : Apa? Siapa yang hendak kamu jaga?
Dae Young : Akan kupastikan kamu tidak telat ke sekolah lagi.
Besoknya, telepon di kamar Da Jung berdering di saat Da Jung masih tidur.
Dae Young lah yang menelpon Da Jung. Dae Young menelpon Da Jung dari telepon lazim di depan minimarket.
Dae Young : Jung Da Jung, bangunlah.
Da Jung : Sepuluh menit lagi.
Dae Young : Cepatlah. Jika tidur sepuluh menit lagi, kamu akan terlambat.
Da Jung : Aku akan berdiri jikalau kamu menyanyikan lagu untukku.
Dae Young kaget, apa?
Da Jung : Aku akan berdiri jikalau kamu menyanyikan lagu.
Dae Young pun mulai bernyanyi.
Orang-orang yang melalui di sekeliling Dae Young tertawa mendengar Dae Young nyanyi.
Da Jung juga tertawa.
Dae Young : Kau menertawakanku?
Da Jung : Kau sungguh bernyanyi alasannya merupakan saya memintamu? Hong Dae Young, kamu lucu sekali.
Da Jung tertawa lagi hingga perutnya sakit.
Dae Young : Cepat bangun!
Dae Young kemudian menutup teleponnya dan bergegas pergi sambil menutupi mukanya.
Hari itu, Ae Rin diusik siswi sekolah lain. Kedua sobat Ae Rin tak berani membantu Ae Rin dan pergi meninggalkan Ae Rin.
Dae Young kebetulan melalui dan menyaksikan Da Jung tiba membantu Ae Rin.
Da Jung melemparkan tasnya ke tiga siswi yang mengusik Ae Rin.
Salah satu dari mereka tanya, apa itu.
Da Jung bilang peralatan keamanan.
Da Jung : Pegang yang erat.
Da Jung lantas menendang mereka bertiga, hingga mereka jatuh.
Setelah itu, Da Jung mengajak Ae Rin lari.
Woo Young kemudian menyaksikan ketiga siswi itu mau menyidik tas Da Jung.
Woo Young pun bergegas mendekati mereka.
Ketiga siswi itu yang tahu siapa Dae Young, eksklusif jaga image di depan Dae Young.
Dae Young mengambil tas Da Jung dan beranjak pergi.
Adegan beralih ke pertunjukan seni Serim yang ke-13. Dae Young mengikatkan tali sepatu Da Jung yang lepas.
Dae Young : Mereka bilang jikalau sepatumu terlepas, orang yang ditakdirkan untukmu akan muncul.
Da Jung : Ditakdirkan?
Dae Young : Aku akan mengikatnya dua kali mudah-mudahan tidak terlepas. Aku sudah selesai.
Selesai mengikat tali sepatu Da Jung, Dae Young mengajak Da Jung ke gedung olahraga. Da Jung tanya, mereka mau ngapain disana.
Dae Young bilang mau menampilkan sesuatu ke Da Jung.
Di gedung olahraga, Dae Young mengembalikan tas Da Jung.
Da Jung senang tasnya balik.
Dae Young : Jika kamu sebahagia itu, sanggup kabulkan permintaanku?
Da Jung : Permintaan?
Dae Young : Ya. Jika bolanya masuk ke ring dari sini, kabulkan permintaanku.
Da Jung : Baiklah.
Dae Young : Kau sudah berjanji.
Da Jung : Tentu.
Dae Young mulai bersiap untuk menembakkan bola ke ring dari tempatnya berdiri.
Dae Young : Jung Da Jung, jadilah pacarku!
Da Jung kaget, apa?
Dae Young menembak dan… bolanya masuk!
Da Jung : Apa itu tadi? Itu terlalu mudah.
Dae Young senang. Da Jung pun bilang kalau ia tak sanggup mengabulkan seruan Dae Young. Da Jung kemudian pergi.
Malam pun tiba. Pentas Seni Serim sudah nyaris berakhir.
Host Pentas Seni Serim pun mengatakan, performa khusus sudah disiapkan mudah-mudahan mereka tidak kecewa.
“Ini performa ucapan selamat seseorang yang lulus dari sekolah kita. Sambutlah Do Won Kyung dengan tepuk tangan dan semangat!”
Do Won Kyung pun naik ke atas panggung dan mulai bernyanyi.
Tapi Dae Young yang berdiri di tengah-tengah para murid yang menikmati performa Do Won Kyung, terlihat sedih.
Da Jung timbul tiba-tiba disamping Dae Young.
Da Jung : Siapa yang mengakui perasaan mereka menyerupai itu? Kau mesti serius di saat mengakui perasaanmu. Rasanya tidak tulus.
Dae Young : Maafkan aku. Aku sungguh nrimo hingga kurasa saya tidak jujur. Tapi saya tidak pernah tidak nrimo kepadamu dan saya akan senantiasa memperlakukanmu dengan ketulusan. Aku menyukaimu, Da Jung-ah.
Da Jung memegang tangan Dae Young selaku jawabannya.
Dae Young terkejut dan, membeku.
Da Jung kemudian bilang kalau lagu yang dibawakan Do Won Kyung merupakan lagu kesukaannya.
Dae Young : Apa judul lagunya?
Da Jung : Jika Aku Jatuh Cinta Lagi.
-Ep 10, Jika Aku Jatuh Cinta Lagi-
Woo Young tertabrak kendaraan beroda empat van layanan parsel di saat coba menyelamatkan Yoo Joo.
Woo Young dibawa ke tempat tinggal sakit.
Tapi, Woo Young tiba-tiba kembali menjadi Dae Young.
Dae Young eksklusif dibawa ke ruang operasi.
“Dia mengalami kecelakaan mobil. Hong Dae Young. Lahir tahun 1983.” ucap dokter.
Apakah Dae Young mendapat parasnya kembali??
Dae Young karenanya siuman. Begitu siuman, Dae Young eksklusif turun dari ranjangnya. Dia berlangsung sambil memandang sekelilingnya. Lalu ia mendapatkan cermin dan terkejut memandang parasnya sendiri.
Tapi apakah Dae Young sudah sungguh-sungguh kembali?
Da Jung datang, dengan raut paras cemas.
Da Jung menyaksikan Dae Young.
Da Jung : Yeobo. Kau baik-baik saja?
Dae Young mengangguk.
Da Jung lantas memeluk Dae Young. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.
Da Jung : Aku panik alasannya merupakan kudengar kamu mengalami kecelakaan. Kenapa kamu membuatku khawatir?
Dae Young : Kau mengkhawatirkanku?
Da Jung : Kau bercanda? Tentu saja!
Si A dan Si Woo juga datang. Mereka juga cemas.
Si Woo : Appa, kamu baik-baik saja?
Dae Young mengangguk, ya.
Si A nangis dan memeluk appa nya. Dae Young minta maaf alasannya merupakan sudah menakuti mereka.
Tangis Si A kian kencang.
Dae Young kembali berbaring di ranjang. Dia memakai seragam pasien kali ini.
Da Jung memerintahkan kedua anaknya pulang dan bilang ia akan bermalam di rumah sakit malam itu.
Si A tak mau. Dia bilang mau menemani dan mengorganisir ayahnya.
Dae Young : Ayah baik-baik saja.
Salah satu keluarga pasien lain datang. Dia menaruh sesuatu di atas meja di bersahabat Si A duduk dan menjatuhkan kalender.
Si A mengambil kalender yang jatuh. Tapi itu kalender tahun 2017, tanggal 12 Desember. Si A menampilkan kalender itu keluarga pasien.
Kamera menyorot keluar jendela. Salju terlihat turun.
Keluarga pasien tadi membuka lemari es.
Da Jung tanya, bagaimana kecelakaan itu sanggup terjadi.
Dae Young mau menjawab.
Tapi, keluarga pasien mengundang Si A dan menampilkan Si A minuman. Si A mengambil minumannya tetapi si keluarga pasien terus saja mengundang Si A ‘haksaeng’.
Si keluarga pasien tiba-tiba bermetamorfosis ibunya Yoo Joo.
Ternyata Dae Young masih belum kembali.
Ibu Yoo Joo terus mengundang Woo Young ‘haksaeng’.
Woo Young karenanya siuman dan bangun.
Woo Young terlihat menyerupai orang bingung. Dia menyaksikan sekelilingnya tetapi tidak ada keluarganya disana.
Woo Young : Kenapa saya di sini?
Ibu Yoo Joo bilang, kepala Woo Young terluka di saat coba menyelamatkan Yoo Joo-nya.
Woo Young memandang Yoo Joo dan tanya apa Yoo Joo baik-baik saja.
Ibu Yoo Joo bilang, berkat Woo Young dan mengucapkan terima kasih.
Ibu Yoo Joo kemudian pergi untuk mengundang dokter.
Woo Young terduduk di ranjang. Dia kemudian menangis.
Woo Young lantas berlangsung bareng Yoo Joo dan ibunya.
“Kau percaya tidak apa-apa?”
“Jangan cemaskan aku. Hanya gegar otak ringan.”
“Senang mendengarnya. Terima kasih banyak.”
Yoo Joo juga mengucapkan terima kasih pada Woo Young.
Woo Young menasehati Yoo Joo. Dia melarang Yoo Joo lari ke tengah jalan menyerupai tadi.
Yoo Joo mengerti.
Yoo Joo dan ibunya pergi.
Melihat Yoo Joo, Woo Young termangu sedih.
Woo Young mampir ke minimarket Si A. Dia berdiri diluar dan tidak menyaksikan Si A disana.
Woo Young : Kurasa ia sudah pulang.
Si A memang sudah pulang. Dia berlangsung sendirian. Saat tiba di pertigaan, Si A teringat kata-kata Woo Young yang menyuruhnya melalui jalan yang lebih terang.
Si A tersenyum dan menilai Woo Young cuma terlalu khawatir.
Si A karenanya menegaskan melalui jalan yang gelap dan tanpa kamera pengawas.
Tapi tiba-tiba Si A merasa ada yang mengikutinya. Dua kali ia menoleh ke belakang tetapi tak ada siapa pun.
Si A terus berjalan. Langkahnya kemudian terhenti di saat seorang lelaki tiba-tiba timbul di depannya.
Si A mulai takut. Dia perlahan mundur dan kemudian lari. Pria itu mengejarnya dan sukses menangkapnya. Si A teriak.
Woo Young menyerupai mendengar teriakan Si A.
Si A ternyata memang menyerupai dengan Da Jung. Dia akil bela diri menyerupai Da Jung. Si A bilang, duit ibuya untuk kelas bela diri tidak sia-sia.
Flashback…
Da Jung mengajak Si A ikut kelas bela diri. Si A menolak. Dia bilang tak suka bergerak.
Da Jung : Dunia diluar sana menakutkan. Mari berguru bersama.
Si A karenanya mau. Dia dan ibunya pergi ke kelas bela diri.
Pelatih menampilkan caranya membanting orang.
Si A cepat belajar.
Da Jung dan instruktur mereka bahkan ternganga menyaksikan Si A.
“Bu, Si A mesti menjadi petinju. Dia terlahir alami. Dia memang seorang profesional.” ucap pelatih.
Flashback end…
Si A bilang ia berguru bela diri alasannya merupakan orang2 macam lelaki itu.
Pria itu kemudian mengeluarkan pisau.
Si A termangu dan teringat fatwa pelatihnya. Sang instruktur menyuruhnya kabur jikalau ketemu musuh memakai pisau.
Si A berupaya melindungi dirinya. Dia memutar tasnya ke depan. Pria itu menggertak Si A. Si A kemudian menyaksikan alarm yang diberikan Woo Young padanya. Si A memencet alarm itu dan lari.
Pria itu menggerutu alasannya merupakan bunyi alarm Si A, kemudian mengejar-ngejar Si A.
Si A lari ke jalan yang lebih terang. Tiba-tiba saja, Woo Young tiba dan eksklusif menendang lelaki itu.
Saat tahu yang diusik lelaki itu merupakan Si A, Woo Young makin ngegas.
Da Jung eksklusif ke kantor polisi menjemput Si A.
Da Jung : Si A-ya, kamu baik-baik saja? Kau terluka? Kau niscaya takut. Biar ibu periksa.
Si A : Aku baik-baik saja.
Da Jung : Bagaimana dengan lelaki itu? Di mana dia?
Si A menunjuk ke arah lelaki itu yang sedang diomeli Woo Young.
Detektif yang menanggulangi kasus itu, minta Woo Young berhenti marah-marah.
Woo Young tambah ngegas.
Woo Young : Bagaimana itu cukup? Penjahat nampaknya mesti dipenjara seumur hidupnya mudah-mudahan tidak mengulangi ini lagi!
Detektif : Anak muda, hentikan itu. Kami akan menyidik ini. Jangan khawatir.
Woo Young : Bagaimana sanggup saya tidak khawatir? Lagi pula, kenapa kamu tidak memasang kamera pengawas di gang itu? Apa yang kamu laksanakan dengan duit para pembayar pajak?
Pria itu menertawakan Woo Young.
“Berhentilah berpura-pura dewasa, nak. Hei, kamu pernah mengeluarkan duit pajak? Aku warga negara yang besar hati yang mengeluarkan duit pajak dan korban dari semua ini.”
Pria itu kemudian bilang akan menuntut Woo Young alasannya merupakan sudah menyerangnya.
Da Jung menggeplak kepala lelaki itu dari bilang sambil meneriakinya.
Si A tercengang melihatnya.
Da Jung juga mencengkram kerah lelaki itu.
Da Jung : Aku akan membuatmu mengeluarkan duit alasannya merupakan menyerang putriku!
Pria itu minta polisi menjauhkan Da Jung darinya.
Neneknya Si A tiba dan ikut menghajar lelaki itu alasannya merupakan berani mengusik cucunya.
“Siapa para perempuan absurd ini!” ucap lelaki itu.
Woo Young makin menggila mendengar lelaki itu mengatai istri dan ibu mertunya perempuan gila.
Detektif menyidik latar belakang lelaki itu. Ternyata lelaki itu sedang menjalani masa percobaan untuk kejahatan yang sama. Namanya Lee Sang Sik. Dia dalam masa percobaan atas kasus penganiayaan.
Detektif juga menyaksikan ribuan foto-foto Si A yang dipotret lelaki itu.
Lee Sang Sik merupakan gitaris grup musik rock dan punya catatan suka menguntit perempuan dan menjalankan pelecehan.
Kita diperlihatkan flashback, di saat Dae Young terkejut mendapati dirinya menjadi Woo Young untuk yang pertama kalinya. Dia menyaksikan pantulan parasnya di beling kendaraan beroda empat seseorang. Si pemilik kendaraan beroda empat membuka kacanya di saat ia tengah berkaca. Pemilik kendaraan beroda empat merupakan Lee Sang Sik.
Tak cuma itu. Kita juga diperlihatkan momentum lelaki itu memotret Woo Young. Dia juga bahkan menguntit Woo Young hingga ke minimarket di saat Woo Young bertujuan membelikan masakan untuk Si A.
Dia juga menguntit Woo Young di saat Woo Young berjumpa Pak Hong untuk yang pertama kalinya.
“Pria ini membuatku takut. Cari dan ambil semua dari rumahnya.” ucap detektif pada rekannya.
Rekannya kemudian mengajukan pertanyaan bagaimana mereka mesti menenangkan keluarga korban yang masih menghajar Lee Sang Sik.
“Biarkan saja mereka. Lihat saja sampah ditangani.” ucap si detektif, kemudian mengambil sapu dan menutup kamera CCTV dengan sapu.
Bersambung ke part 2…