Tentangsinopsis.com – Sinopsis True Beauty Episode 4 Part 1, Jika suka dengan kisah daftar lengkap ada di goresan pena yang ini. Sebaliknya Kamu yang sedang mencari Episode sebelumnya baca di sini.
Seo Joon melajukan motornya dengan sungguh kencang. Dia tak peduli dengan derasnya hujan yang sedang turun.
Seo Joon teringat Se Yeon.
Flashback…
Dengan langkah tergesa, Seo Joon membaca gunjingan di internet perihal penyanyi Jung Se Yeon yang melaksanakan perundungan. Banyak orang yang mengaku selaku korban Se Yeon.
Bahkan ada bukti yang diunggah para saksi.
Seo Joon mengontak Soo Ho, namun nomor Soo Ho tak aktif.
Seo Joon pun bergegas pergi.
Se Yeon keluar dari suatu gedung. Dia berlangsung secepat mungkin, menjauhi para reporter. Para reporter meminta Se Yeon menyampaikan sesuatu terhadap para korban, juga para fans Se Yeon yang kecewa.
Tepat dikala itu, Seo Joon datang. Dia memegang tangan Se Yeon dan tanya Se Yeon mau kemana. Se Yeon bilang mau menemui Soo Ho.
Seo Joon kaget, apa?
Se Yeon : Dia akan memercayaiku. Kepercayaannya akan cukup untuk meyakinkan ayahnya.
Seo Joon mau ikut, namun Se Yeon malah meninggalkan Seo Joon.
Seo Joon berupaya membatasi para reporter yang terus mendesak Se Yeon.
Pada akhirnya, Se Yeon meninggal.
Seo Joon berlari ke ruang duka. Begitu tiba disana, tangisnya pecah seketika.
Flashback end…
Seo Joon memperbesar kecepatan motornya. Hingga kesudahannya ia keluar dari terowongan.
Hujan masih turun dengan deras.
Besoknya di kelas, Seo Joon menerima helm nya sudah berada di mejanya namun helmnya sarat dengan permen. Seo Joon juga menerima goresan pena pesan dari Ju Kyung. Di pesannya, Ju Kyung minta maaf.
Lalu di kantin, Seo Joon dan Soo Ho bertengkar.
Seo Joon memandang tajam Soo Ho.
Seo Joon : Lee Soo Ho, sehabis membunuh temanmu, kamu bahagia?
Seo Joon lantas membuang masakan Soo Ho.
Sontak semua terkejut dan eksklusif memandang ke arahnya, kemudian ia duduk disamping Ju Kyung.
Ju Kyung tanya, apa alasannya yaitu helm?
Seo Joon bilang ia ingin makan bareng Ju Kyung.
Soo Ho gak terima dan eksklusif mendekati Seo Joon. Dia mencengkram Seo Joon.
Seo Joon tersenyum kesal, kamu murka brengsek?
Seo Joon kemudian menghantam Soo Ho, hingga bibir Soo Ho terluka.
Soo Ho ingin balas menghantam Seo Joon, namun ia tak dapat melakukannya.
Seo Joon kian marah, pukul aku! Kubilang pukul aku!
Tepat dikala itu, pak guru tiba memisahkan mereka.
Soo Ho dan Seo Joon dibawa ke ruang guru. Tapi guru cuma memarahi Seo Joon.
“Han Seo Joon, sebelumnya kamu ingin menjadi bintang idola, namun kamu berhenti dan malah menegaskan menjadi gangster? Beraninya kamu menyulut pertikaian di sekolah?”
Hyun Kyu yang juga ada disana, ikut-ikutan memojokkan Seo Joon.
“Benar, bukan, Pak? Aku sendiri sungguh terkejut. Aku menyaksikan mereka berkelahi, dan saya nyaris memuntahkan makananku.”
Guru memerintahkan Hyun Kyu keluar.
“Kalau komite kekerasan di sekolah datang? Kau ingin dikeluarkan?”
Soo Ho mengaku dialah yang menyulut perkelahian.
Guru bilang Soo Ho tak perlu membela Seo Joon.
“Astaga, kamu mengambil cuti alasannya yaitu penyakit ibumu dan ini yang kamu lakukan? Ibumu niscaya sungguh sedih alasannya yaitu perilakumu ini. Bapak sudah dapat menebak kenapa ibumu sakit.” ucap guru sambil menusuk-nusuk dada Seo Joon dengan penggaris.
Seo Joon kesal ibunya dibawa-bawa. Pak Han yang menyaksikan Seo Joon ingin melawan, eksklusif menengahi mereka. Ia berupaya membujuk guru yang memarahi Seo Joon, agar berhenti marah.
Pak Han : Soo Ho sudah bersedia memaafkannya. Jadi, mari kita akhiri.
Wakil Kepala Sekolah masuk dan malah mancing di air keruh.
Dia bilang gak perlu hingga manggil komite kekerasan. Tapi sehabis itu, ia menyebut Seo Joon bandit dan memuja-muja Soo Ho. Dia juga meminta Soo Ho mempertahankan keadaan alasannya yaitu Soo Hoo akan ikut persaingan matematika dua hari lagi.
Setelah itu, ia memandang tajam Seo Joon dan menyebut Seo Joon bandit lagi. *Kok sebel ya scene ini. Kasihan Seo Joon.
Soo Ho keluar dari ruang guru, berjumpa Soo Jin yang kayaknya sengaja menunggunya.
Soo Jin : Kau baik-baik saja? Kau terluka. Dia semestinya mematahkan lenganmu. Jadi, saya akan mengungguli persaingan matematika itu.
Soo Ho kesal, pergilah kalau hendak beromong kosong.
Soo Jin : Atau semestinya kamu menghajarnya habis-habisan saja. Kau semestinya memberinya pelajaran mudah-mudahan ia tidak mengganggumu lagi. Untuk apa kamu sibuk-sibuk menimba ilmu Jiu-Jitsu? Kau mungkin tinggi, namun hatimu lemah, sama menyerupai dikala SD.
Soo Jin kemudian tanya, apa yang terjadi sama mereka. Apa ini soal Jung Se Yeon lagi.
Mendengar nama Se Yeon, Soo Ho memandang tajam Soo Jin. Setelah itu, ia mau pergi namun ditahan Soo Jin. Soo Jin memasukkan obat ke saku Soo Ho.
Sementara itu di kelas, belum dewasa menduga Soo Ho dan Seo Joon langgar alasannya yaitu memperebutkan Ju Kyung.
Si Hyun tanya, siapa yang mau Ju Kyung pilih.
Ju Kyung kebingungan menjawabnya.
Anak-anak makin mendesak Ju Kyung untuk menjawabnya.
Soo Ah menjajal mengeluarkan Ju Kyung dari suasana itu.
Soo Ah : Pilih Eighteen di “M Countdown” saja.
Ju Kyung : Ini tidak menyerupai praduga kalian. Mana mungkin mereka menyukaiku? Mungkin mereka langgar alasannya yaitu tidak senang satu sama lain.
Tae Hoon : Tapi ini pertanyaannya. Kenapa Pak Han duduk di samping Nona Lim?
Si Hyun menepuk punggung Tae Hoon dengan kesal.
Si Hyun : Hentikan.
Soo Ah : Astaga, cukup. Mari kita percayai perkataannya saja. Kembalilah ke kelas kalian.
Mereka pun bubar.
Soo Ah memandang Ju Kyung. Dia bilang, Ju Kyung mesti mengalami itu alasannya yaitu Ju Kyung cantik.
Soo Ah : Jika gadis berparas biasa duduk di sana, tidak ada yang membuatkan rumor menyerupai itu. Itu niscaya melelahkan.
Ju Kyung lemas dan merebahkan kepalanya di meja.
Ju Kyung : Sulit kupercaya ini terjadi. Jika berhubungan dengan hal menyerupai ini, mungkin lebih baik tidak ada yang memedulikanku.
Soo masuk. Semua eksklusif memandang ke arahnya.
Baru aja duduk, Cho Rong dan temen-temennya tiba nyamperin Soo Ho. Cho Rong ngajak Soo Ho bicara diluar.
Cho Rong dan lainnya menenteng Soo Ho ke belakang sekolah.
Cho Rong : Siapa kamu berani mengusik Seo Joon. Dasar bandit kacang.
Soo Ho bilang, yang benar lancang.
Cho Rong : Apa yang mau kamu lakukan kalau Seo Jun dieksekusi karenamu? Kau mencengkeram kerahnya dahulu, jadi, itu serangan diri.
Soo Ho : Membela diri.
Soo Ho : Kalian akal-akalan menjadi gangster?
Soo Ho mau pergi namun Cho Rong bertujuan memukulnya. Dan Soo Ho mencengkram tangan Cho Rong sebelum Cho Rong memukulnya.
Cho Rong takut dan minta temen-temennya membantunya namun gak ada satu pun temennya yang berani sama Soo Ho.
Seo Joon tiba dan menghentikan temen-temennya.
Seo Joon : Sudah cukup.
Lalu Seo Joon dan Soo Ho saling bertatapan dengan tajam.
Guru datang.
“Kalian langgar lagi?”
Cho Rong bilang mereka cuma lagi olahraga namun guru tidak percaya.
Soo Ho mengepel lantai gedung olahraga sendirian.
Sementara Seo Joon cuma duduk di pinggir dan temen-temennya cuma bangkit saja.
Cho Rong : Soo Ho, saya mengampunimu alasannya yaitu tak ingin membunuhmu.
Soo Ho memandang tajam Cho Rong. Cho Rong eksklusif takut dan akal-akalan ototnya kram.
Temen-temen Seo Joon pergi.
Seo Joon juga mau pergi, namun Soo Ho memanggilnya.
Soo Ho tanya, apa yang Seo Joon mau darinya.
Seo Joon : Menjauhlah dariku.
Soo Ho : Jika kamu tidak mau melihatku, jangan mendekatiku. Aku tidak memiliki argumentasi untuk menghindarimu.
Seo Joon : Dasar kurang ajar. Tapi bagaimanapun itulah jati dirimu yang sebenarnya.
Soo Ho kemudian menjajal menerangkan apa yang terjadi hari itu.
Soo Ho : Saat Se Yeon tiba menemuiku….
Soo Ho terdiam.
Seo Joon : Apa? Bukankah sudah telat untuk memberiku alasan? Tahukah kamu apa yang dibilang laki-laki malang itu kepadaku hari itu? Dia bilang kamu akan memercayainya. Tanpa mengenali kamu bangsat berhati dingin dan egois, ia mengandalkanmu dan berlari menemuimu. Jadi, jangan pernah menyebutkan namanya lagi.
Seo Joon pergi.
Soo Ho terlihat menahan tangisnya.
Malam pun tiba. Soo Ho gres kembali ke rumahnya namun ia cuma bangkit mematung di bersahabat meja makan.
Soo Ho teringat sehabis final hayat Se Yeon. Seo Joon murka padanya dan meminta ia mengembalikan Se Yeon lagi.
Seo Joon dan Soo Ho sama terlukanya atas kepergian Se Yeon. Tapi Seo Joon menilai Soo Ho pembunuh Se Yeon.
Soo Ho ke toko komik dan duduk di kursinya Ju Kyung.
Soo Ho kemudian ingat masa lalunya, dikala ia menangis sambil memegang komik ‘The Cursed Mask’.
Ju Kyung tiba-tiba datang. Ju Kyung tanya, apa alasannya yaitu ceritanya angker makanya Soo Ho nangis.
Ju Kyung : Tidak apa-apa. Jangan menangis. Ini sama sekali tidak menakutkan.
Ju Kyung kemudian berupaya bikin Soo Ho tertawa.
Dia bikin gerakan lucu sambil berkata, bahwa ia yaitu tupai. Tapi Soo Ho sama sekali tak tertawa. Ju Kyung heran, padahal menurutnya itu lucu.
Ju Kyung kemudian menirukan gaya kucing sedang mengeong.
Ju Kyung : Aku kucing. Meong.
Soo Ho pun tertawa.
Ju Kyung melihatnya, eoh. Kau tertawa.
Ju Kyung terus bikin gerakan-gerakan lucu. Soo Ho sungguh-sungguh tawa.
Ju Kyung : Tahukah kau? Jika kamu menangis kemudian tertawa, bokongmu akan berbulu!
Ju Kyung sukses menghibur Soo Ho.
Flashback end…
Dan sekarang, Ju Kyung juga datang.
Soo Ho terkejut menyaksikan Ju Kyung. Ju Kyung bilang ia sedang melalui dan menyaksikan Soo Ho.
Ju Kyung kemudian memamerkan Soo Ho jus ginseng merah. Setelah itu, ia mengambil ice cream dalam kresek yang dibawanya, kemudian meletakkan kreseknya di meja dan duduk.
Ju Kyung : Aku menyaksikan Seo Joon pergi tadi. Kau membersihkan seluruhnya sendiri? Kenapa kamu membiarkannya pergi? Kenapa kalian langgar menyerupai anak kecil? Lupakan saja. Seharusnya saya tidak bicara. Aku langgar dengan adikku belum usang ini. Aku sendiri langgar setidaknya sekali sehari. Saat saya dan adikku berkelahi, ibu kami memerintahkan kami melaksanakan sesuatu untuk berbaikan.
Ju Kyung kemudian bilang, saya menyayangimu.
Soo Ho terkejut.
Ju Kyung bilang, mereka mesti menyampaikan itu dan memotong kuku jari kaki.
Ju Kyung : Jika memotong kuku jari kaki satu sama lain, rasanya geli. Jadi, kalian akan berbaikan.
Soo Ho pun sedikit tertawa mendengarnya. Ju Kyung menyaksikan tawa Soo Ho dan bilang belum pernah menyaksikan Soo Ho tertawa.
Soo Ho menyangkal ia tertawa.
Ju Kyung : Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun kalau kamu memerlukan sobat bicara, beri tahu aku. Kau dapat mencurahkannya kepadaku. Tidak ada yang tidak bisa kulakukan untuk Dewa Soo Ho.
Soo Ho : Apa? Dewa Soo Ho?
Ju Kyung : Anak-anak bilang julukanmu yaitu Dewa Soo Ho. Kau tidak tahu, Dewa Soo Ho?
Soo Ho : Aku bukan dewa. Jangan memanggilku begitu.
Ju Kyung : Kenapa? Bagiku kamu juga Dewa Soo Ho. Dewa sarat belas kasih yang merahasiakan wajahku tanpa riasan.
Ju Kyung kemudian bangkit dan melihat-lihat komik.
Soo Ho juga. Dia bangkit disamping Ju Kyung dan menyaksikan komik.
Soo Ho : Kau sekhawatir itu?
Ju Kyung : Tentang apa?
Soo Ho : Wajahmu tanpa riasan. Bukankah semua gadis terlihat berlainan dengan riasan?
Soo Ho memandang Ju Kyung.
Ju Kyung : Jangan menyampaikan itu terhadap orang lain.
Ju Kyung menawan satu komik hingga bikin tumpukan komik lainnya nyaris jatuh. Soo Ho reflek menahan komik yang nyaris jatuh.
Ju Kyung : Aku ekstrem. Seperti siang dan malam.
Soo Ho : Aku tidak menyadarinya.
Ju Kyung : Apa kamu buta? Bagaimana dapat tidak sadar? Aku ulet menimba ilmu dan berlatih untuk bikin performa itu….
Dan Ju Kyung memandang Soo Ho.
Ju Kyung : Aku merubah paras ini.
Soo Ho melamun ditatap begitu oleh Ju Kyung.
Ju Kyung terkejut menyaksikan bibir Soo Ho terluka dan menjajal menyentuhnya.
Ju Kyung : Apa bibirmu terluka? Pasti sakit.
Paman Pangeran menegur mereka. Dia bilang, jangan membaca komik dewasa. Lalu pergi.
Soo Ho terkejut dan eksklusif menurunkan tangannya yang masih menahan tumpukan komik.
Sontak, tumpukan komik eksklusif jatuh dan menimpa kepala Ju Kyung.
Soo Ho yang gugup, kemudian memerintahkan Ju Kyung pulang.
Ju Kyung bilang ini bahkan belum jam delapan.
Soo Ho : Seorang siswa semestinya tidak berada di toko buku komik. Nilaimu jelek, bukan? Kau di peringkat berapa?
Ju Kyung : Tidak!
Soo Ho ngetes Ju Kyung.
Soo Ho : Siapa raja sehabis Sejong yang Agung? Tiga detik. Satu, dua, tiga.
Ju Kyung panic, Gojong…
Soo Ho : Apa yang terjadi selama 400 tahun? Nilaimu niscaya jelek. Pulanglah. Cepat.
Soo Ho mendorong Ju Kyung keluar.
Besoknya, Ju Kyung berlangsung memasuki gerbang sekolah sambil memoleskan lipstick ke bibirnya.
Tapi tiba-tiba aja, suatu motor tiba dan menjadikannya terkejut. Sampai lipsticknya tercoret dan membentuk garis vertikal dibawah hidungnya.
Si pemilik motor siapa lagi kalau bukan Seo Joon.
Seo Joon : Lim Ju Kyung.
Ju Kyung sok galak : Aku? Apa?
Seo Joon : Kau berpacaran dengan Soo Ho?
Ju Kyung : Tidak.
Seo Joon : Benar tidak berpacaran?
Ju Kyung : Tentu saja tidak.
Seo Joon memperhatikan paras Ju Kyung lekat-lekat.
Seo Joon : Melihatmu, kurasa kamu memang tidak berpacaran dengannya.
Seo Joon pergi.
Ju Kyung kesal, apa? Apa yang ia lihat?
Beberapa siswa yang melalui di bersahabat Ju Kyung, menduga Ju Kyung mimisan.
Ju Kyung memandang cerminnya dan terkejut menyaksikan lipsticknya. Dia kesal dan eksklusif meniadakan lipstick di bawah hidungnya.
Di kelas, Tae Hoon menari-menari sambil nge-rap menuju meja Soo Ho. Tapi Soo Ho cuek. Hyun Kyu mengajak Tae Hoon pergi.
Soo Ah pun kesal menyaksikan Tae Hoon nya dicuekin.
Soo Ah : Dia tidak akan pernah meladeni sekeras apa pun upaya Hoonie-ku.
Seo Joon masuk ke kelas, bikin lainnya agak terkejut dan takut.
Ju Kyung memandang ke dalam kelas dari luar jendela.
Dia pusing, kelas ini terlihat menyerupai jerawatku. Aku tidak tahu kapan akan pecah.
Hee Kyung di kedai kopi pinggir jalan depan sekolah Ju Kyung. Dia heran sendiri dan menyeruput kopinya.
Hee Kyung : Aku menyuruhnya membelikanku makanan. Kenapa usang sekali? Apa ia pemalu?
Hee Kyung kemudian mengambil ponselnya dan bilang akan memberi ia waktu sehari lagi.