Tentangsinopsis.com – Sinopsis 18 Again Episode 8 Part 2, Yuk disimak juga belahan daftar lengkapnya di goresan pena yang ini. Sebaliknya kalau Kalian ingin menyaksikan Episode sebelumnya baca di sini.
Da Jung tak sendiri. Dia bareng Ae Rin. Da Jung memberi tahu Ae Rin bahwa beliau tak dapat merekam pembicaraannya dengan Il Kwon.
Da Jung kemudian tanya beliau mesti gimana.
Ae Rin memberi saran. Dia bilang satu-satunya jalan merupakan dengan menghasilkan para orang renta bersaksi.
Da Jung : Jika orang renta yang memberinya kesaksian, apa mereka akan dihukum?
Ae Rin : Tentu, lantaran itu akan sukar menghasilkan orang renta bersaksi.
Ponsel Ae Ring berdering.
Ae Rin menjawabnya dengan kesal. Kenapa!
“Keluar sekarang.” lelaki yang mengontak Ae Rin ada di luar kafe, sedang memandang Ae Rin.
“Kau tahu saya di mana? Aku sibuk bekerja.”
“Tugasmu mengharuskanmu mengiris daging goreng selagi bekerja?”
Ae Rin terkejut, apa?
Ae Rin kemudian menoleh dan mendapatkan lelaki itu di depan kafe.
Ae Rin terkejut. Dia kemudian menaruh ponselnya di meja dengan muka kesal, kemudian mengambil blazernya dan beranjak keluar.
Ae Rin murka ke lelaki itu. Ae Rin : Kau mengikutiku sekarang!
Pria itu memerintahkan Ae Rin masuk mobilnya.
Ae Rin gak mau.
Pria itu kemudian mengajak Ae Rin bicara di dalam.
Ae Rin menyerah dan bilang lelaki itu cuma punya 1 menit.
Tapi pas Ae Rin udah masuk kendaraan beroda empat lelaki itu, lelaki itu menenteng Ae Rin pergi.
Ae Rin sewot.
Ji Hoon tiba di kafe dan menyaksikan Da Jung duduk sendiri.
Ji Hoon lantas mengontak Da Jung.
Da Jung : Ada apa?
Ji Hoon : Kau sedang apa?
Da Jung : Hanya makan malam.
Ji Hoon : Sungguh? Aku juga gres mau makan. Nikmati makan malammu.
Da Jung : Baiklah. Kau juga.
Ji Hoon : Itu saja?
Ji Hoon kemudian berlangsung masuk.
Da Jung terus bicara.
Da Jung : Sungguh melegakan bahwa kamu tidak akan pensiun. Aku percaya kamu akan baik-baik saja.
Teman-teman Ji Hoon menyaksikan Ji Hoon. Mereka mengundang Ji Hoon. Tapi Ji Hoon memberi instruksi dengan tangannya, memerintahkan mereka membisu dan terus berlangsung ke arah Da Jung.
Da Jung masih bicara, beliau bilang akan mendukung Ji Hoon selaku penggemar Ji Hoon.
Ji Hoon duduk di depan Da Jung.
Ji Hoon : Terima kasih.
Da Jung kaget, eoh?
Da Jung kemudian tanya, kenapa Ji Hoon kesana.
Ji Hoon : Aku juga mesti makan. Kebetulan kamu di sini. Kebetulan sekali, bukan?
Da Jung : Kau tiba sendiri?
Ji Hoon : Tidak, bareng teman-teman. Kenapa kamu sendiri?
Da Jung : Temanku sedang keluar sebentar, tetapi beliau usang sekali.
Ae Rin dibawa lelaki itu ke hotel.
Ae Rin sewot, kamu gila? Kenapa kamu mengajakku kesini!
Pria itu bilang, di kawasan itulah permulaan sejarah mereka.
“Bagaimana kamu dapat melewatkan wacana kita? Aku tidak akan dapat lupa. Kau merupakan cinta pertamaku!”
“Kau sadar berapa usiamu?” Ae Rin mau turun. Pria itu bergegas menyusulnya.
Deok Jin juga ada di sana bareng dua staf nya. Sepertinya mereka gres saja selesai rapat. Deok Jin memerintahkan dua staf nya pulang.
Diluar, Ae Rin masih diusik pacarnya.
Deok Jin menyaksikan mereka dari dalam hotel.
Pria itu glendotan di tangan Ae Rin.
Ae Rin kesal, berhenti bersikap seumpama ini!
Tapi lelaki itu tak ingin melepas Ae Rin.
Ae Rin : Kenapa kamu begitu mencintaiku?
Pria itu bilang, Ae Rin lebih ringkih dari Kim Ha Neul, lebih manis dari Kim Tae Hee dan lebih manis dari Suzy.
“Aku terus memikirkanmu sepanjang hari. Aku mesti bagaimana? Kau mesti bertanggung jawab!”
Deok Jin pun muncul.
“Dia bilang tidak!” teriaknya sambil berdiri di teras.
Deok Jin kemudian mendekati mereka.
Pria itu tanya Deok Jin siapa.
Deok Jin : Aku?
Deok Jin memandang Ae Rin. Ae Rin yang tahu Deok Jin mau ngomong apa, berharap Deok Jin gak ngomong apa-apa.
Ae Rin menggeleng2 pada Deok Jin, supaya Deok Jin gak bicara.
Deok Jin dalam hatinya bilang, beliau akan menolong Ae Rin.
Pria itu tanya sekali lagi, Deok Jin siapa.
Deok Jin bilang beliau pacarnya Ae Rin.
Dua staf Deok Jin yang mendengar itu, cuma dapat melongo.
Pria itu minta penjelasan, apa Ae Rin putus dengannya untuk pacaran dengan lelaki macam Deok Jin.
Ae Rin tersudut. Akhirnya, Ae Rin terpaksa bilang kalau Deok Jin lelaki paling memukau di matanya.
Dua staf Deok Jin kian melamun Deok Jin dikatakan mempesona.
Pria itu menertawakan mereka.
“Kalian berdua terlihat serasi. Pasti saya yang aneh. Semoga hidupmu menyenangkan!”
Dia pun hasilnya pergi.
Ae Rin berterima kasih pada Deok Jin lantaran sudah membantunya. Tapi dengan muka terpaksa. Setelah mengucapkan terima kasih pada Deok Jin, Ae Rin pun pergi.
Deok Jin bahagia dapat menolong Ae Rin.
Tapi kemudian, beliau menyaksikan Il Kwon keluar dari dalam hotel bareng perempuan lain.
Deok Jin murka dan eksklusif meninju Il Kwon.
Adegan berpindah pada Da Jung yang dihubungi Ae Rin. Ae Rin bilang, kepalanya sakit kepala jadi beliau akan pulang.
Da Jung mengerti. Dia minta Ae Rin tak mencemaskannya dan memerintahkan Ae Rin pulang untuk istirahat.
Ji Hoon : Temanmu tidak akan kembali?
Da Jung : Tidak. Kau dapat bicara dengan temanmu sekarang. Aku akan pergi lebih dahulu.
Ji Hoon yang masih ingin bareng Da Jung, mengajak Da Jung pergi bersama.
Ji Hoon ingin mengirim Da Jung pulang tetapi ditolak Da Jung. Da Jung bilang beliau tak nikmat dengan teman-teman Ji Hoon.
Ji Hoon : Kuharap kamu tidak terlampau memikirkannya. Terkadang, berpikir dan bersikap sederhana merupakan yang terbaik.
Da Jung : Sederhana.
Da Jung kemudian mengucapkan terima kasih pada Ji Hoon. Ji Hoon gak ngerti. Da Jung menolak dikirim tetapi mengucapkan terima kasih.
Ji Hoon : Apa kamu menyampaikan itu untuk di saat dikirimkan kemudian?
Da Jung : Bukan begitu. Aku sedang mengalami hal yang sungguh rumit. Tapi berkat kau, saya menjernihkan pikiranku. Aku cuma akan menyaksikan ke depan mulai sekarang.
Ji Hoon : Kalau begitu, saya akan membantumu. Aku penggemar pertamamu, ingat? Aku akan mendukungmu.
Da Jung : Terima kasih sudah menjadi penggemar pertamaku. Nikmati malammu.
Ji Hoon : Hati-hati di jalan.
Tapi gres saja mulai melangkah, tiba-tiba seseorang yang mengendarai skuter timbul dan hampir menabrak Da Jung. Untunglah Ji Hoon dengan segera menawan Da Jung tetapi Da Jung malah jatuh ke dalam pelukan Ji Hoon.
Da Jung terkejut.
Ji Hoon : Tidak apa-apa?
Ji Hoon kemudian melepas pelukannya.
Ji Hoon : Sudah kubilang. Aku akan senantiasa mendukungmu.
Ji Hoon dan Da Jung saling tersenyum.
Deok Jin dan Il Kwon rampung di kantor polisi.
Il Kwon bilang, Deok Jin lah yang memukulnya lebih dulu. Dia bahkan pura2 sakit padahal tidak terluka sama sekali.
Yang bonyok justru Deok Jin.
Detektif tanya, apa Deok Jin sungguh memukulnya lebih dahulu?
Deok Jin : Benar.
Detektif bilang, lantaran Il Kwon tidak terluka, maka Il Kwon mesti berdamai dan melewatkan problem ini.
Deok Jin : Pengacaraku akan mengorganisir solusi ini.
Detektif bilang beliau bicara pada Il Kwon.
Il Kwon menandatangani surat damai.
Deok Jin : Boleh saya menelepon?
Detektif : Kau sungguh akan mengontak pengacaramu?
Detektif menghela nafas dan bilang terserah Deok Jin saja.
Deok Jin mengontak seseorang, entah pengacara atau bukan. Dia bilang beliau bareng Il Kwon di kantor polisi.
Deok Jin : Aku memukulnya. Aku dapat bertahan, tetapi tidak kalau itu terkait, Bu Ok.
Mendengar itu, Il Kwon berupaya merebut ponsel Deok Jin.
Il Kwon dan Deok Jin hasilnya keluar dari kantor polisi. Tapi Bu Ok tiba-tiba datang. Sepertinya yang dihubungi Deok Jin tadi merupakan Bu Ok.
Bu Ok tanya apa yang terjadi.
Il Kwon bilang tak ada apa-apa/
Deok Jin : Tidak, itu tidak benar. Aku melihatnya keluar dari hotel dengan mata kepalaku sendiri. Kekasihmu berselingkuh darimu.
Bu Ok kaget, apa? Apa kamu pikir saya dan Pak Choi berpacaran?
Deok Jin : Memang tidak? Bedebah ini bilang kalau orang tahu kalian berpacaran, kamu akan merasa tidak nyaman. Dia bilang itu rahasia.
Il Kwon gak mengaku. Dia bilang Deok Jin bohong.
Deok Jin : Kau bilang sudah memacarinya selama sebulan. Kau bilang itu di saat minta berjumpa di kafe dan memberiku nomor rekening untuk uang.
Il Kwon murka dan bermaksud menghantam Deok Jin.
Bu Ok menghentikan mereka.
Il Kwon : Astaga, beliau terus berbohong. Ada apa dengannya?
Bu Ok : Kurasa beliau tidak berbohong.
Il Kwon : Kau percaya ucapan bangsat ini?
Bu Ok : Anggap saja saya tidak percaya kamu menyampaikan yang sebenarnya. Berdasarkan perkataan dan tindakanmu, saya dapat menyaksikan warna aslimu. Dan Pak Go, saya berbohong padamu hari itu lantaran tidak mau kamu mengejarku. Tolong jangan salah paham dengan korelasi kami.
Mendengar itu, Il Kwon pun mencemooh Bu Ok.
Il Kwon : Jangan sok jual mahal. Jangan akal-akalan berkelas. Ingat kembali semua sikapmu. Kau terus menawan hati orang-orang. Itu sebabnya orang terbelakang kelihatannya ingin memacarimu. Astaga. Aku tahu kamu senantiasa akal-akalan menjadi perempuan terhormat.
Bu Ok : Apa katamu?
Bu Ok murka tetapi Deok Jin sudah meninju Il Kwon duluan.
Deok Jin dan Il Kwon kembali bermasalah dengan polisi. Kali ini ditemani Bu Ok.
Deok Jin kekeuh gak mau damai. Dia bilang beliau tak dapat terima kalau Bu Ok dihina.
Bu Ok terkejut mendengar kata-kata Deok Jin.
Paginya, Ja Sung yang masih tidur dikejutkan dengan bunyi teriakan Deok Jin.
Deok Jin : Bangun! Berdiri tegak! Kau patut dipukul.
Ja Sung eksklusif berdiri dan menyaksikan apa yang terjadi di bawah.
Dan beliau menyaksikan Deok Jin lagi memukul-mukulkan tangannya ke udara dengan alat abnormal yang dipegangnya juga yang terpasang di wajahnya.
Deok Jin : Dasar psikopat. Choi Il Kwon!
Ja Sung : Choi Il Kwon?
Deok Jin eksklusif membuka kacamata anehnya dan memandang Ja Sung.
Woo Young yang lagi main game, berdiri di samping Deok Jin.
Deok Jin : Siapa itu?
Woo Young : Tidak apa-apa. Dia baik.
Deok Jin : Apa beliau kasar?
Woo Young : Kenapa beliau menghantam tanpa alasan?
Deok Jin : Aku dipukuli tanpa alasan.
Melihat Deok Jin, Ja Sung teringat kata-kata Woo Young semalam.
Woo Young : Aku juga dipukul ayahku beberapa kali. Dia tidak senantiasa seumpama itu, tetapi setelah ibuku meninggal, itulah awalnya.
Woo Young merangkul Deok Jin. Deok Jin nyengir ke Ja Sung.
Ja Sung ragu orang kayak Deok Jin dapat mukul Woo Young. LOL
Bersambung ke part 3…